30 November 2014

Sebab Sebab Turunnya Rezeki

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. 

Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.
Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

-        Takwa Kepada Allah
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.

Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”
Allah swt juga berfirman, artinya,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)

- Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)

Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

- Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)
Nabi saw telah bersabda, artinya,
“Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.

- Silaturrahim
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:

-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

-Sabda Nabi saw, artinya,
“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.

- Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)
Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)
Dalam sebuah hadits qudsi Rasu
lullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)

- Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas”ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)

Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.

- Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,
“Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)

Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.

- Serius di dalam Beribadah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”

Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.

=======================
Al-Sofwah( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )/Bambang Ant

26 November 2014

Hidup Susah Di Akhir Zaman

Susah?

Iya susah. Jujur saja.

Hidup di masa sekarang terasa susahnya. Bagi yang tak mau mengakui susah, mungkin saja memang tak merasa susah; atau tak mengalami susah.
Susah bagi orang yang berusaha konsisten dengan nilai-nilai agamanya. Apakah dia muslim, kristen atau yahudi.

Orang Yahudi sedemikian merasa susahnya hidup sampai-sampai merasa perlu selalu mengingat-ingat terus menerus ”tragedi etnik Yahudi” di Perang Dunia Kedua. Museum peringatannya dibangun diberbagai negeri bahkan lintas benua. Dalam museum tersebut dipamerkanlah ”kesengsaraan” mereka di masa itu, konon. If you believe it.

Orang kristen juga mengalami susah, sebagaimana yang dialami komunitas kristen di Amerika. Mereka yang masih ingin mempertahankan nilai-nilai kristiani  harus menempuh jalan Homeschooling bagi generasi penerus mereka. Jika mereka membiarkan anak-anak mereka sekolah di sekolah umum maka anak-anak akan diajarkan Yoga, Semedi, bertoleransi dengan Gay dan Lesbian, membolehkan aborsi bebas, dan…anak-anak mereka tidak akan menghargai orangtuanya lagi.

Para pendeta di negeri-negeri barat susah payah mempertahankan jumlah jemaatnya, tanpa hasil yang berarti, akhirnya harus merelakan gerejanya dijual untuk kemudian dialih –fungsikan sebagai gedung biasa.

Lain lagi muslim.
Bagi mereka yang hidup di negara mayoritas muslim, mereka disusahkan dengan maraknya berbagai aliran ”baru” (baca: sesat/ bid’ah) di tengah-tengah komunitas muslim. Berbagai aliran inipun getol mencari pembelaan dan dukungan dari beberapa tokoh penting elit negeri ini sehingga ”fatwa-fatwa” para politisi-pun bergema dikoran-koran lebih kencang dari dalil Al Qur’an dan Hadits. Bagi yang awam dengan dalil rujukan, maka kebingungan sudah pasti menyerbu.
Masih ada lagi kesusahan gara-gara ulah entah siapa yang dengan manisnya menyebar bom-bom (baca kaliber petasan) dalam buku kepada sejumlah tokoh anti Islam, sehingga kemudian lagi-lagi ”dendang tentang terorisme” kembali dinyanyikan media massa.

Bagaikan hantu jin dedemit entah turunan mana, ”teroris” dikabarkan bergentayangan di seantero kota. Siapa sih teroris? Nah ini susahnya, selalu ada nyanyiannya, namun kemudian penyelesaiannya cukup dengan dar-der-dor, habislah sudah tanpa bisa menjawab lagi.
Masih ditambah lagi dengan kemudian label ini dengan mudah ditempelkan ke mana saja. Kelompok A itu teroris, si B itu teroris, ustad anu  teroris…
Kabur, samar, kacau…. tidak ada kejelasan ayat-ayat atau hadits rujukan kecuali berbagai teori dari para pakar yang kadang-kadang muncul bagaikan dalang penutur di pagelaran wayang. Jika anda mendengarkan para pakar teroris sedang diwawancarai oleh media elektronik, anda akan tercengang dengan betapa banyaknya yang mereka ketahui tentang para teroris tersebut, sampai ke relung-relung hati para teroris itu dapat di terangkan dengan gamblang oleh si pakar. ”Si A ini semula direkrut oleh si X, kemudian ada konflik antar mereka kemudian si A malah bergabung dengan Y yang lebih bergaris keras”. ”Si Z ini menjadi aktor bom bunuh diri karena kecewa dengan kehidupan dalam keluarganya, ayahnya dipenjara, dst, dst”.

Luar biasa, dukun-pun kadang seperti itu ketika sedang menipu mangsanya. Koq mirip ya? Pakar ilmiah tapi sudah seperti dukun prewangan yang mampu menembus hati manusia.

Siapa yang tidak merasa susah hidup di dunia? Bukankah dunia memang sudah dijanjikan sebagai ”daarul ibtila” yakni  berarti ’kampung/ negeri ujian’.
Terlebih lagi bagi kita manusia ummat Muhammad SAW ynga hidup di Akhir Zaman.

Simaklah keterangan dari Nabi Muhammad Saw dalam Hadits berikut:
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ أَنْبَأَنَا إِسْمَاعِيلُ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
: Telah menceritakan kepada kami Sulaiman telah memberitakan kepada kami Isma’il telah mengabarkan kepadaku Al ‘Ala` dari bapaknya dari Abu Hurairah berkata; Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bersegeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki diwaktu pagi mukmin dan diwaktu sore telah kafir, dan diwaktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (AHMAD – 8493)

Nah inilah hadits yang memberitakan situasi yang sangat mengkhawatirkan di Akhir Zaman. Sebagaimana seorang Ustadz selalu menyebut-nyebut ketika menerangkan Hadits ini: Nabi SAW ketika mengeluarkan hadits ini tidak mengatakan seseorang pagi berbuat baik kemudian sore berbuat dosa; yang jika demikian orang tersebut masih ada imannya. Namun Beliau Saw mengatakan seseorang akan pagi beriman dan sore hari kafir yang berarti keimanannya hilang.

Kehilangan iman merupakan kerugian dan musbah terbesar sepanjang hidup dan matinya seseorang, yang berakibat buruknya nasib orang tersebut selama-lamanya di Akhirat. Semoga kita tidak bernasib demikian.
Hadits tersebut memberikan penegasan ancaman atau tantangan besar yang pasti akan selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dewasa ini segala nilai agama sudah dibolak-balikkan sedemikian rupa sehingga seseorang tak lagi merasa perlu akan agama.
Baru-baru ini kami berkesempatan berjumpa dengan seorang yahudi yang lolos dari peristiwa holocaust. Setelah panjang lebar beliau menceritakan kembali pengalaman buruknya di masa itu, kami memberanikan diri bertanya apakah yang mendorong dia untuk tetap bertahan hidup setelah siksaan dan penderitaan luar biasa yang dialaminya? Dia menjawab: well, life has to go on…hidup harus berjalan terus, kemudin aku mencoba pergi jauh-jauh dari sana dan memulai hidup baru di sini. Kemudian kami bertanya lagi: apakah Tuhan menjadi motivasi anda bertahan hidup? Apakah anda percaya Tuhan?
Jawaban kakek tua berusia 93 th tersebut sangat mengejutkan kami: Tidak! Saya tidak percaya Tuhan, sebab jika Dia memang ada maka seharusnya semua kekejaman tersebut tak perlu terjadi!

Menyedihkan! Itulah gambaran seseorang yang sudah berputus –asa dari Rahmat Allah, padahal bangsanya selama ini mengaku sebagai bangsa pilihan Tuhan, sebagai bangsa unggul yang berhak mewarisi bumi, ternyata setelah mengalami ujian dunia ,yang betapapun beratnya tetap saja bersifat fana dan pasti akan berakhir, ternyata ia malah membuang imannya dan menggantikan dengan kepemimpinan otaknya. Bangsa yang satu ini memang sangat mengagungkan kecerdasan otak dan bergantung pada itu. Semoga Allah Memberi Petunjuk pada kakek tersebut sebelum kematiannya, karena itu lebih baik baginya.

Itulah gambaran sekelumit contoh tentang kesusahan hidup di dunia, di mana sejak kehidupan sehari-hari kita sudah dikepung dengan berbagai kesulitan ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, namun kesusahan dan kesulitan juga sampai pada kesulitan mempertahankan iman karena cobaan hidup di dunia. Semoga kita dan keluarga terhindar dari fitnah-fitnah yang berbahaya. Terhindar dari fitnah dunia, fitnah kehidupan dan kematian, fitnah kubur dan fitnah almasihuddajjal. Amin ya Rabbal ’alamin.

================
Siti Aisyah Nurmi  - eramuslim.com

24 November 2014

Rumah Masa Depan

Rumah Masa Depan, seperti apa wujudnya? Yang terbayang dibenak manusia kebanyakan adalah adalah rumah yang mewah, megah, dengan halaman luas, penuh dengan pepohonan dan bunga-bungaan yang sedap dipandang mata atau rumah yang bergaya ala Eropa, Italy, Spanyol dan lain sebagainya, dengan pintu gerbang yang megah dan pilar-pilar putih di beranda seperti istanah yang megah, begitulah kebanyakan yang terbayang bila mendengar kata Rumah Masa Depan!
Dan mungkin tak terbayang, kalau rumah masa depan yang dimaksud dalam tulisan ini, jauh… jauh sekali dari bayangan kebanyakan orang, karena Rumah Masa Depan yang dimaksud dalam tulisan ini luasnya hanya 1 X 2 meter saja! Harganyapun tidak sampai ratusan juta atau bahkan sampai milyaran seperti yang dijual di San Diago, nama yang terkesan ada di Amerika atau Eropa, nyatanya ada di Kerawang, Jabar!

Bayangkan hanya untuk pemakaman saja sampai memakan biaya ratusan juta bahkan milyaran, dan anehnya dizinkan oleh pemerintah! Sementara orang yang masih hidup dan kebanyakan rakyat yang tak punya, jangankan rumah, mancari makan saja susah! Loh ini untuk orang yang mati dibutuhkan dana sampai ratusan juta bahkan milyaran! Ironis sekali… di tengah-tengah rakyat banyak yang masih hidupnya “ Senin Kemis” ada kuburan seharga ratusan juta rupiah!
Kembali ke Rumah masa Depan yang di dalam Islam sangat sederhana sekali. Hanya berukuran 1 X 2 meter saja, dan penghuninya hanya dibungkus kain sederhana, kain kapan putih. Dan di atas kuburanpun kalau pakai sunnah, hanya seonggok batu, tanpa nama, tanpa apa-apa lagi. Islam mengajarkan kesederhaan, baik dikala hidup maupun saat kematian. Sebaliknya dipihak “sana” kuburan main besar-besaran, dan membutuhkan tanah yang juga besar-besaran! Ironis sekali.

Padahal bungkusan bagaimanapun cantik, bagus dan indahnya akan dibuang ke tong sampah dan hanya jadi sampah. Jasadpun demikian, betapapun, cantik, gagah, bagus, indah, rupawan dan sangat mempesonakan, pada akhirnya hanya menjadi santapan cacing-cacing tanah dan manjadi bangkai yang amat busuk. Makanya Allah tidak melihat jasad hambaNya, tapi amal ibadahnya.

Kuburan itu ibarat bungkusan, megah tidaknya kuburan, bukan jaminan buat bebas dari neraka atau dapat surga. Bukan berarti kalau kuburanya megah lantas di dalamnya syurga, atau sebaliknya yang kuburannya sederhana lantas di neraka, tak ada itu. Masuk surga dan neraka, bukan di lihat dari megah atau tidaknya sebuah kuburan, tapi tergantung pada amal sholehnya, tergantung pada amal perbuatannya ketika hidup di dunia, dan tergantung pada keimanannya masing-masing!

Agar di Rumah Masa Depan bahagia, aman, sejahtera maka jangan pernah berhenti berkomunikasi dengan Allah. Di manapun dan kapanpun kamu berada. Karena Allah selalu bersamamu dimanapun dan kapanpun kamu berada, baik kamu sadari ataupun tidak. Bagus tidaknya Rumah Depan tergantung pada amalan di dunia. Dan amalan di dunia akan semakin kuat bila ada energi iman di dada.

Jika kamu punya iman di dada, maka sesungguhnya imanmu itu punya energi yang amat kuat. Energi iman itu dapat menahan beban penderitaan yang bagaimanapun jua, Energi iman pula yang dapat menahan caci maki, hinaan dan celaan orang lain betapapun kasarnya.

Dengan energi iman pula besarnya godaan hawa napsu dapat diatasi dengan lapang dada. Energi imanlah yang membuat seseorang mampu bertahan hidup di negara yang serba kacau balau. Di Negara yang penuh dengan ancaman peperangan seperti di Irak, Syria, Afganistan, Palestina dan lain sebagainya. Mereka akan tetap berjuang membela keimanan atau negara mereka dari serangan atau serbuan pihak-pihak kafir!

Dengan energi iman, seseorang tetap dapat memuja Tuhannya ditengah-tengah hawa dingin yang mengigit tanpa perasaan berat. semua dikerjakan dengan ikhlas dan tetap gembira. Energi iman membuat seseorang tahan dari segala macam cobaan, ujian dan musibah

Kalau kamu masih saja kuatir, padahal Allah SWT selalu bersamamu, maka di manakah keimananmu? Bila perasaan kuatir selalu menderamu, itu artinya imanmu masih lemah, sama artinya kamu tidak percaya atau kurang percaya kepada Allah SWT yang telah mengatur segala urusanmu dengan Maha rapih, tertib dan teratur. Kenapa Allah SWT melakukan itu semua? Karena Allah menyintaimu, menyayangimu dan mengasihimu. Jika kamu tidak merasakan itu semua, dasar kamu saja tak tahu diri!

Kembali pada Rumah Masa Depan yang luasnya hanya 1 X 2 meter saja, sudah anda siapkan untuk membangunnya? Sudahkah anda menyiapkan diri untuk mengisinya? Sudahkah anda menghitung amal untuk mendiaminya? Mengapa ini ditanyakan, karena Rumah Masa Depan ini paling unik, suka atau tidak, manusia akan masuk ke dalamnya! Dan uniknya lagi, tanpa pandang bulu, terpaksa atau sukarela, Rumah Masa Depan sedang menanti, dan pintunya selalu terbuka, 24 jam!

============= =====
 Oleh: Syaripudin Zuhri
Moskow, 2 Safar 1436 H/24 November 2014

18 November 2014

Bahagia Di Dunia, Bagi Orang – Orang Yang Mengikuti Jalan Allah

Empat hal jika diberikan kepada seseorang, sungguh ia telah diberi kebaikan dunia dan akhirat, yakni hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir, sabar saat mendapat ujian, serta istri yang tidak berkhianat dalam kehormatan dirinya (selingkuh) dan harta suami.” (HR Ath – Thabrani dan Al – Baihaqi)
Ada empat hal yang termasuk kebahagian seseorang, yaitu istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang bagus.” (HR Ibnu Hibban)
Dari dua hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada tujuh indikator kebahagian hidup di dunia, berikut uraiannya : 

Qalbun Syakirun / Hati yang selalu bersyukur
Selalu menerima apa yang diberikan oleh Allah, sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan yang dapat menimbulkan stress. Jika diuji dengan kelapangan, maka ia bersyukur dan memperbanyak amal ibadahnya. Jika diuji kesempitan, maka ia bersyukur pula karena ia merasa ujiannya belum seberapa dibandingkan orang – orang yang ada dibawahnya.

Zaujun Shalih / Pasangan hidup yang shaleh
Pasangan hidup yang shaleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang shaleh pula. Suami yang shaleh atau istri yang shalihah akan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Mereka juga akan membangun rumah tangga atas dasar tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa.
Auladun Abrar / Anak – anak yang shaleh

Akan menjadi penyejuk mata bagi kedua orang tua. Kehadiran mereka akan menumbuhkan kebahagiaan yang tiada terkira. Mereka patuh dan berbakti kepada orang tua, sehingga hati orang tua pun akan merasa tenang dan tentram.

Biatun Shalihah / Lingkungan yang baik
Lingkungan kondusif untuk iman kita. Sebab, Lingkungan yang baik akan menjaga perilaku penghuninya untuk dapat beristiqamah dalam kebaikan. Sebaliknya, lingkungan yang buruk akan mempengaruhi turunya iman seseorang atau setidaknya membuat batinnya tersiksa, karena melihat berbagai kemaksiatan.
Malun Halalun / Harta yang halal

Islam tidak melihat banyaknya harta seseorang, tetapi Islam memandang dari segi kehalalan dan keberkahannya. Harta yang haram, seberapapun banyaknya, tidak dapat membuat pemiliknya hidup bahagia. Kebalikannya, harta yang halal akan menjadikan pemiliknya hidup bahagia dan berkah, meskipun tidak seberapa.

Tafaqquh fid – Din / Memahami agama
Orang yang paham agama, hidupnya akan lebih bahagia. Hatinya tenang dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Agar seseorang paham terhadap ajaran agamanya, ia harus bersemangat dalam memahami ilmu – ilmu agama Islam. Ilmu adalah cahaya, oleh sebab itu, semakin seseorang paham agama, hidupnya akan semakin bahagia dan dimudahkan jalanya menuju syurga
Umrun Mubarak / Umur yang berkah

Umur yang diisi dengan beribadah kepada Allah SWT. Umur yang seperti ini akan membuat seseorang bahagia. Sabda Rasulullah Saw, “Sebaik – baik orang adalah yang panjang umurnya dan bagus amalnya.” (HR Al – Hakim). Seiring berjalannya umur, ia mengisinya dengan berbagai amal shaleh. Tidak sedikit pun waktu yang dibiarkan sia – sia, sehingga tidak berujung dengan penyesalan di hari tua.
Inilah jaminan Allah bagi orang – orang yang mengikuti jalan Nya. Yakni, akan mendapatkan kebahagian hidup di dunia ini, sebelum di akhirat nanti.
 
=================
 
Sumber :
FAHRUR MU’IS
Amalan Ringan Berpahala Surga
42+ Amalan Ringan Sehari – hari yang berbuah surge
Solo : Kafilah Publising 2012

15 November 2014

Cemburu pada Ibunda Khadijah

Perlahan Nadya melipat sajadahnya yang telah basah oleh airmata. Saat berdoa ia merasa sebagai manusia yang amat rapuh. Dosa-dosanya menggunung. Betapa pedihnya saat ia menyadari bahwa ia tak layak untuk syurgaNya. Namun ketakutannya pun amat sangat, saat teringat dengan neraka. Sebagai seorang istri, Nadya amat menyadari keterbatasannya. Pengabdian, ketaatan dan cintanya pada sang suami penuh kekurangan. Kadang Nadya merasa tak layak untuk sang suami yang dicintainya sepenuh hati. Nadya sangat menyadari, ia bukan wanita yang cantik, lemah lembut, kaya raya dan berbudi pekerti luhur seperti Bunda Khadijah, sehingga pantas mendapatkan cinta yang luar biasa dan tiada duanya dari rasulullah sang suami tercinta.

Hatinya kecil saat teringat suaminya adalah pria shaleh dan tampan yang banyak dikagumi wanita. Wanita-wanita yang lebih segalanya darinya. Tak heran Nadya, bila sang suami kemudian ingin menikah lagi. Ingin membagi cintanya dengan wanita lain. Toh poligami bukan perbuatan dosa. Sungguh Nadya tak ingin menjadi anggota komunitas sosialita istri-istri galau saat suaminya berkeinginan menikah lagi sehingga pandai melakukan pelanggaran syara, hatinya buta tak lagi mampu melihat kebaikan-kebaikan pada diri sang suami, dan syukurnya sirna, hilang tertutupi oleh rasa cemburu. Apalagi Nadya sadar betul dirinya amat sangat jauh dari istri sempurna nan shalihah seperti Bunda Khadijah.

Siapa tak mengenal Bunda Khadijah? Istri dan kekasih rasulullah Muhammad SAW. Pengabdiannya sebagai seorang istri tiada duanya. Ketaatannya pada sang suami tak ada bandingannya. Cintanya yang tulus pada sang pujaan hati tak diragukan lagi. Pengorbanannya pada idaman jiwa laksana hujan di kemarau panjang. Kasih sayang seorang istri yang penuh keikhlasan telah menjadikan Muhammad sang suami merasakan ketenangan, kebahagiaan dan kenyamanan luar biasa, saat ujian dan badai bergulung-gulung datang menerpa dakwah nabi.

Banyak kaum wanita yang iri dan amat cemburu dengan Bunda Khadijah. Bagaimana tidak, sebuah istana megah telah Allah sediakan di syurga, dan hanya beliau satu-satunya wanita yang mendapat salam dari Allah. Cinta sang suami untuk beliau pun amat besar dan tiada akhir sekalipun Bunda Khadijah telah tiada. Bunda Khadijah pula wanita yang hanya disibukkan oleh perjuangan dakwah dan ketaatan pada Allah, tanpa harus dibebani oleh “perasaan” lain karena sang suami taaruf lagi, ingin menikah lagi dan jatuh hati dengan wanita lain, seperti dialami kebanyakan wanita zaman sekarang. Bunda Khadijah bisa tetap fokus menjadi ibu untuk anak-anaknya tanpa disesaki sebuah pikiran, di hati suami ada lagi wanita selain dirinya..

Itu hanya sebagian tanda kasih sayang Allah pada Bunda Khadijah dengan ditakdirkanNya menjadi satu-satunya istri sepanjang hidup di dunia. Di akhirat Allah pun telah menjamin dengan sebuah istana penuh permata di dalam syurga. Wanita manakah yang tak iri?

Kaum wanita sangat boleh iri dan cemburu dengan Bunda Khadijah tapi bukan hanya sebatas pada “taqdirnya” yang tak pernah dipoligami. Namun harus lebih dari itu. Yaitu tentang pengabdian, pengorbanan, ketaatan dan cinta seorang istri. Di saat manusia lain mengingkari, Bunda Khadijah tetap mempercayai sang suami. Seluruh harta kekayaannya pun dengan ikhlas diserahkan untuk perjuangan dakwah. Cintanya sepenuh hati untuk sang suami, meski Muhammad bukan lelaki pertama dalam hidupnya. Lisannya penuh kelembutan dan kata-kata yang menyejukkan.

Berbeda sekali dengan istri zaman sekarang, yang kebanyakan masih bebas berteman dengan pria selain suaminya, di luar koridor yang diperbolehkan syara. Seharusnya hanya dalam hal pendidikan, pengobatan dan perdagangan interaksi pria wanita ajnaby diperbolehkan. Di luar itu sama sekali terlarang, karena kehidupan wanita pria pada dasarnya adalah terpisah.

Lihatlah di kota-kota besar, atas nama emansipasi seorang istri makan siang berdua dengan suami orang saat jam istirahat kantor. Atas nama anak-anak, seorang wanita menghubungi terus menerus mantan suaminya meski hanya untuk memamerkan perhiasan yang baru dibelinya dan semacamnya. Dikiranya karena pernah menjadi suami istri, boleh untuk mengkomunikasikan apa saja. Bebas untuk berkeluh kesah, curhat layaknya saat masih menjadi suami istri. Atas nama kemajuan teknologi, istri-istri bebas berinteraksi apa saja dengan pria lain di dunia maya.

Pun bukan rahasia lagi, betapa banyak istri-istri yang merendahkan sang suami karena penghasilannya lebih besar, meski jumlah kekayaannya masih amat jauh di bawah Bunda Khadijah. Lisannya tak terjaga sehingga menyakiti dan menyinggung perasaan suami. Jauh dengan Bunda Khadijah yang tetap memuliakan sang suami dalam segala keadaan, meskipun kaya raya dan memiliki kedudukan tinggi di kalangan kaumnya.

Meski teramat berat, setiap istri sudah seharusnya belajar dari Bunda Khadijah, bila menginginkan kemuliaan seperti beliau. Seorang Khadijah adalah istri yang memenuhi hak-hak suami setelah keutamaannya menunaikan ketaatan pada Allah. Mencintai suami dengan tulus, berkorban untuk suami penuh keikhlasan dan hanya mengharap pada ridha Tuhannya, menyenangkan dan menenangkan suami, serta memiliki kata-kata yang terjaga dan menyejukkan. Hanya suami satu-satunya pria yang bertahta di hidupnya.

Andai Nadya bisa menjadi seperti Bunda Khadijah…. namun pada faktanya memang ia tidak bisa. Hanya setitik saja ketaatan yang bisa dilakukannya untuk suami tercinta. Menjadi seperti Khadijah ternyata amat mudah dilakukan saat awal-awal pernikahan, ketika cinta masih begitu menggebu, ketika rasa didominasi oleh ketakjuban atas taqdir jodoh yang tiada terduga, ketika hati bak samudera terpesona dengan anugerahNya yang tak bernilai. Sangat gampang dilakukan saat madu-madu pernikahan masih begitu manis, saat semua hal tentang rumah tangga masih baru, saat bunga-bunga kasih baru mulai tumbuh dan bersemi.

Namun setelah waktu berganti, dari bulan ke bulan, bahkan memasuki bilangan tahun, menjadi seperti Khadijah ternyata tak mudah lagi. Kehadiran anak-anak, rutinitas pekerjaan dan aktifitas ikut mengubah haluan hati. Isi hati mulai terbagi-bagi tidak hanya untuk suami saja. Kalimat-kalimat menyejukkan yang dulu selalu hadir, mulai terlupakan terganti oleh kata-kata amat biasa. Keromantisan yang awalnya setiap waktu, berubah rutinitas yang juga biasa.

Menjadi seperti Khadijah untuk manusia biasa memang berat. Tapi semua bisa dicoba dan diusahakan. Dibalik keterbatasan yang kita punya, ada Allah tempat kita memohon pertolongan. Ada Allah Sang Maha Pengabul Doa. Ada Allah tempat kita meminta kekuatan cinta agar ia bersemi lagi dan menumbuhkan kelapangan hati, kekuatan jiwa untuk bisa tetap menjadi seperti Khadijah tanpa lekang oleh waktu dan usia. Laa Haula Walaa Quwwata illa billah.



===============

Oleh : Anna Nur F

12 November 2014

Penemuan-Penemuan Islam Yang Gemparkan Dunia

Kehidupan modern tak lepas dari penemuan-penemuan ilmuwan muslim. Proyek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun warisan muslim yang terlupakan.
Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan manusia, melompat dari zaman Renaisans langsung kepada Yunani, ujar Chairman Yayasan Sains, Teknologi dan Peradaban Profesor Salim al-Hassani pemimpin 1001 Penemuan.
Saat ini Penemuan 1001 sedang pameran di Museum Sains London. Hassani mengharapkan pameran tersebut akan menegaskan kembali kontribusi peradaban non-barat, seperti kerajaan muslim yang suatu waktu pernah menutupi Spanyol dan Portugis, Italia selatan dan terbentang seluas daratan China. Inilah penemuan muslim yang luar biasa:

1. Operasi Bedah

Sekitar tahun 1000, seorang dokter Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis selama lebih dari 500 tahun.
Diantara banyak penemu, Zahrawi yang menggunakan larutan usus kucing menjadi benang jahitan, sebelum menangani operasi kedua untuk memindahkan jahitan pada luka. Dia juga yang dilaporkan melakukan operasi caesar dan menciptakan sepasang alat jepit pembedahan.

2. Kopi

Saat ini warga dunia meminum sajian khas tersebut tetapi, kopi pertama kali dibuat di Yaman pada sekitar abad ke-9. Pada awalnya kopi membantu kaum sufi tetap terjaga ibadah larut malam.
Kemudian dibawa ke Kairo oleh sekelompok pelajat yang kemudian kopi disukai oleh seluruh kerajaan. Pada abad ke-13 kopi menyeberang ke Turki, tetapi baru pada abad ke-16 ketika kacang mulai direbus di Eropa, kopi dibawa ke Italia oleh pedagang Venesia.

3. Mesin Terbang

Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia mendesain sebuah perangkat sayap dan secara khusus membentuk layaknya kostum burung.
Dalam percobaannya yang terkenal di Cordoba Spanyol, Firnas terbang tinggi untuk beberapa saat sebelum kemudian jatuh ke tanah dan mematahkan tulang belakangnya. Desain yang dibuatnya secara tidak terduga menjadi inspirasi bagi seniman Italia Leonardo da Vinci ratusan tahun kemudian.

4. Universitas

Pada tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat pertama di Fez Maroko. Saudara perempuannya Miriam mendirikan masjid indah secara bersamaan menjadi masjid dan universitas al-Qarawiyyin dan terus beroperasi selama 1.200 tahun kemudian.
Hassani mengatakan dia berharap orang akan ingat bahwa belajar adalah inti utama tradisi Islam dan cerita tentang al-Firhi bersaudara akan menginspirasi wanita muslim di mana pun di dunia.

5. Aljabar

Kata aljabar berasal dari judul kitab matematikawan terkenal Persia abad ke-9 Kitab al-Jabr Wal-Mugabala, yang diterjemahkan ke dalam buku The Book of Reasoning and Balancing.
Membangun akar sistem Yunani dan Hindu, aljabar adalah sistem pemersatu untuk nomor rasional, nomor tidak rasional dan gelombang magnitudo. Matematikawan lainnya Al-Khwarizmi juga yang pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan yang bisa menjadi kekuatan.

6. Optik


The Nimrud lens or Layard lens is a 3000-year old
Banyak kemajuan penting dalam studi optik datang dari dunia muslm, ujar Hassani. Diantara tahun 1.000 Ibn al-Haitham membuktikan bahwa manusia melihat obyek dari refleksi cahaya dan masuk ke mata, mengacuhkan teori Euclid dan Ptolemy bahwa cahaya dihasilkan dari dalam mata sendiri.
Fisikawan hebat muslim lainnya juga menemukan fenomena pengukuran kamera di mana dijelaskan bagaimana mata gambar dapat terlihat dengan koneksi antara optik dan otak.

7. Musik

http://spicmacaypune.files.wordpress.com/2010/01/jamil-khan.jpg?578&h=432
Musisi muslim memiliki dampak signifikan di Eropa. Di antara banyak instrumen yang hadir ke Eropa melalui timur tengah adalah lute dan rahab, nenek moyang biola. Skala notasi musik modern juga dikatakan berasal dari alfabet Arab.

8. Sikat Gigi

http://completehealthcircle.files.wordpress.com/2013/12/main_teeth_0.jpg%3Fw%3D690?613&h=346
Menurut Hassani, Nabi Muhammad SAW mempopulerkan penggunaan sikat gigi pertama kali pada tahun 600. Menggunakan ranting pohon Miswak, untuk membersihkan gigi dan menyegarkan napas. Substansi kandungan di dalam Miswak juga digunakan dalam pasta gigi modern.

9. Engkol

http://alvitoo.files.wordpress.com/2011/04/1-4.jpg?581&h=387
Banyak dasar sistem otomatis modern pertama kali berasal dari dunia muslim, termasuk pemutar yang menghubungkan sistem. Dengan mengkonversi gerakan memutar dengan gerakan lurus, pemutar memungkinankan obyek berat terangkat relatif lebih mudah.

Teknologi tersebut ditemukan oleh Al-jazari pada abad ke-12, kemudian digunakan dalam penggunaan sepeda hingga kini. (Rr/Nn)

09 November 2014

Allah Yang Maha Memberi

Allah telah mengenalkan diri-Nya kepada seluruh makhluk dengan cara memberitahukan bahwa “Dia adalah zat Yang Maha Memberi “

3:8

“Karuniakanlah kepada Kami rahmat dari sisi Engkau, sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi Karunia (Qs. Ali Imran :8)

38:9
“Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan Rahmat Tuhanmu Yang Maha perkasa lagi Maha Pemberi (QS. Shad:9)

AL WAHHAB berarti Zat yang banyak memberi tanpa batas. Dia adalah Zat yang menguasai langit dan bumi berikut seluruh kekayaan yang dikandungnya. Tiada satupun yang dapat mengalahkan pemberianNya dan semua pemberiaNya itu tidak mengurangi simpananNya.

Pemberian Allah kepada Hamba 
Allah adalah Zat Yang memberi hidup dan kehidupan. Dialah zat yang telah memberi kita otak, hati, penglihatan  dan pendengaran, disamping makanan, minuman , pasangan dan keturunan.
Contoh pemberian Allah berupa keturunan yang baik diberikan kepada Nabi dan Rasul. Misalnya Nabi Ibrahim As dianugrahi Ishak dan Ismail dan kemudian Ya’kub. Allah menakdirkan keturunan Nabi Ibrahim ini menjadi Nabi dan memperoleh kitab dariNya.

29:27
“..Dan Kami anugrahkan kepada Ibrahim, Ishak dan kemudian Ya’kub. Kami jadikan kenabian dan Kitab pada keturunannya…” (QS AL Ankabut:27)
Termasuk Nabi yang mendapat anugrah yang sama adalah Nabi Daud a.s. yang dianugrahi anak bernama Sulaiman as,

38:30
” Dan kami karuniakan Sulaiman kepada Daud. Dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat kepada Tuhannya ..” (QS Shad;30).

21:90
Allah juga menganugerahkan Yahya kepada Zakaria as. (Qs Al Anbiya 90)
Sebaliknya Allah memberikan berupa cobaan kepada Ayub a.s. penyakit ditubuhnya, harta yang ludes dan anak-anak yang meninggal. Setelah itu Allah menggantikan cobaan itu dengan dua kali lebih baik dari yang Allah ambil itu.
Allah menetapkan agar kita memohon anak yang saleh , seperti yang dimohonkan oleh para nabi dan rasulNya. Demikianlah penjelasan Allah tentang hamba-hambaNYa (ibadurrahman).


25:74
”Orang-orang yang berkata “Wahai Tuhan Kami , anugerahkanlah kepada  kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa (Al Furqan ; 74) 

Pemberian Allah yang paling agung
Jika kepada para Nabi Allah memberikan yang paling agung yaitu kenabian , kitab, hikmah dan ayat-ayat yang jelas.  Maka kepada manusia secara keseluruhan pemberian Allah yang paling agung adalah petunjukNya kepada kebenaran yang telah Allah turunkan kepada hamba dan Nabinya Muhammad salallahu alaihi wassalam. Demikianlah Allah mengajarkan bahwa dalam setiap rakaat shalat kita selalu membaca :…

1:6
Ihdinashshiraathalmustaqiim..” Tunjukanlah kami jalan yang lurus (QS Al Fatihah : 6)

Pemberian Allah yang paling Agung lainnya adalah ilmu yang diperoleh hamba-hambaNya yang saleh, sebagaiamana diberikan ilmu tentang besi kepada  Nabi Daud dan ilmu mengendalikan angin,bercakap dengan makhluk Allah binatang dan jin, mendirikan istana kepada Nabi Sulaiman as.
Allah juga telah memberikan hikmah kepada hambaNYa Lukman :

31:12
” …Dan benar-benar Kami menganugrahkan hikmah kepada Lukman..” (QS Luqman ; 12)

Dibolehkan kepada  seluruh hamba, ketika berdoa untuk memohon kebaikan dunia. Akan tetapi Allah mencela orang yang hanya memohon kebaikan dunia dan memuji orang-orang mukmin yang memohon kebaikan dunia dan akhirat”…Dan di antara mereka ada yang berdoa :

2:201
“Wahai Tuhan Kami berilah kami kebaikan  dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka..” (Qs Al Baqarah; 201)

Pemberian dari Allah dapat berubah menjadi murkaNya ketika Allah telah berikan apa yang baik bagi hambaNya , namun tidak diiringi dengan menjalankan perintah Allah sebagaimana mestinya. Tatkala ia diberi harta, hamba tersebut tidak mengeluarkan zakat dan infaq sebagai tanda kecintaannya kepada Allah. Dan ketika seorang hamba meminta ilmu dan Allah memberikannya, maka ia wajib mengamalkannya  dengan tujuan untuk mencari ridho Allah , Allah berfirman :


9:75
9:76
9:77
9:78

… Dan diantara mereka ada yang telah berikrar kepada Allah,”Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karuniaNya kepada kami, pastilah kami akan berderma dan pastilah kami termasuk orang yang saleh.” Setelah Allah memberikan sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, berpaling dan mereka memanglah orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai pada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah ingkar kepada Allah akan apa yang mereka ikrarkan kepada-Nya(juga ) mereka selalu berdusta. Tidaklah mereka tahu bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka. Dan bahwasannya Allah amat mengetahui segala yang gaib (Qs At Taubah: 75-78)

Rasulullah selalu bertasbih dengan nama Al Wahhab. Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari salamah ibn al akwar.a. : Saya tidak pernah mendengar Rasulullah membuka doanya kecuali beliau membukanya dengan,

…Subhanarobbiyal a’lal aliyyil wahhab..
Maha suci Allah zat Yang Mahaluhur dan Maha Memberi

(al Musnad : 16548, Hakim 1/498. Hadis ini dianggap sahih oelh Hakim dan dianggap mauquf oleh Azh Dzahabi)

05 November 2014

Sudah Siapkah Ketika Orangtua Kita Berkata Jujur?



Kemarin lalu, saya bertakziah mengunjungi salah seorang kerabat yang sepuh. Umurnya sudah 93 tahun. Beliau adalah veteran perang kemerdekaan, seorang pejuang yang shalih serta pekerja keras. Kebiasaan beliau yang begitu hebat di usia yang memasuki 93 tahun ini, beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid untuk Maghrib, Isya dan Shubuh.

Qadarallah, beliau mulai menua dan tidak mampu bangun dari tempat tidurnya sejak dua bulan lalu. Sekarang beliau hanya terbaring di rumah dengan ditemani anak-anak beliau. Kesadarannya mulai menghilang. Beliau mulai hidup di fase antara dunia nyata dan impian. Sering menggigau dan berkata dalam tidur, kesehariannya dihabiskan dalam kondisi tidur dan kepayahan.

Anak-anak beliau diajari dengan cukup baik oleh sang ayah. Mereka terjaga ibadahnya, berpenghasilan lumayan, dan akrab serta dekat. Ketika sang ayah sakit, mereka pun bergantian menjaganya demi berbakti kepada orangtua.
Namun ada beberapa kisah yang mengiris hati; kejadian jujur dan polos yang terjadi dan saya tuturkan kembali agar kita bisa mengambil ibrah.

Terkisah, suatu hari di malam lebaran, sang ayah dibawa ke rumah sakit karena menderita sesak nafas. Malam itu, sang anak yang kerja di luar kota dan baru saja sampai bersikeras menjaga sang ayah di kamar sendirian. Beliau duduk di bangku sebelah ranjang. Tengah malam, beliau dikejutkan dengan pertanyaan sang ayah,

"Apa kabar, pak Rahman? Mengapa beliau tidak mengunjungi saya yang sedang sakit?" tanya sang ayah dalam igauannya.

Sang anak menjawab, "Pak Rahman sakit juga, Ayah. Beliau tidak mampu bangun dari tidurnya." Dia mengenal Pak Rahman sebagai salah seorang jamaah tetap di masjid.

"Oh...lalu, kamu siapa? Anak Pak Rahman, ya?" tanya ayahnya kembali.

"Bukan, Ayah. Ini saya, Zaid, anak ayah ke tiga."

"Ah, mana mungkin engkau Zaid? Zaid itu sibuk! Saya bayar pun, dia tidak mungkin mau menunggu saya di sini. Dalam pikirannya, kehadirannya cukup digantikan dengan uang," ucap sang ayah masih dalam keadaan setengah sadar.

Sang anak tidak dapat berkata apa-apa lagi. Air mata menetes dan emosinya terguncang. Zaid sejatinya adalah seorang anak yang begitu peduli dengan orangtua. Sayangnya, beliau kerja di luar kota. Jadi, bila dalam keadaan sakit yang tidak begitu berat, biasanya dia menunda kepulangan dan memilih membantu dengan mengirimkan dana saja kepada ibunya. Paling yang bisa dilakukan adalah menelepon ibu dan ayah serta menanyakan kabarnya. Tidak pernah disangka, keputusannya itu menimbulkan bekas dalam hati sang ayah.

Kali yang lain, sang ayah di tengah malam batuk-batuk hebat. Sang anak berusaha membantu sang ayah dengan mengoleskan minyak angin di dadanya sembari memijit lembut. Namun, dengan segera, tangan sang anak ditepis.

"Ini bukan tangan istriku. Mana istriku?" tanya sang ayah.
"Ini kami, Yah. Anakmu." jawab anak-anak.

"Tangan kalian kasar dan keras. Pindahkan tangan kalian! Mana ibu kalian? Biarkan ibu berada di sampingku. Kalian selesaikan saja kesibukan kalian seperti yang lalu-lalu."

Dua bulan yang lalu, sebelum ayah jatuh sakit, tidak pernah sekalipun ayah mengeluh dan berkata seperti itu. Bila sang anak ditanyakan kapan pulang dan sang anak berkata sibuk dengan pekerjaannya, sang ayah hanya menjawab dengan jawaban yang sama.

"Pulanglah kapan engkau tidak sibuk."

Lalu, beliau melakukan aktivitas seperti biasa lagi. Bekerja, shalat berjamaah, pergi ke pasar, bersepeda. Sendiri. Benar-benar sendiri. Mungkin beliau kesepian, puluhan tahun lamanya. Namun, beliau tidak mau mengakuinya di depan anak-anaknya.

Mungkin beliau butuh hiburan dan canda tawa yang akrab selayak dulu, namun sang anak mulai tumbuh dewasa dan sibuk dengan keluarganya.

Mungkin beliau ingin menggenggam tangan seorang bocah kecil yang dipangkunya dulu, 50-60 tahun lalu sembari dibawa kepasar untuk sekadar dibelikan kerupuk dan kembali pulang dengan senyum lebar karena hadiah kerupuk tersebut. Namun, bocah itu sekarang telah menjelma menjadi seorang pengusaha, guru, karyawan perusahaan; yang seolah tidak pernah merasa senang bila diajak oleh beliau ke pasar selayak dulu. Bocah-bocah yang sering berkata, "Saya sibuk...saya sibuk. Anak saya begini, istri saya begini, pekerjaan saya begini." Lalu berharap sang ayah berkata, "Baiklah, ayah mengerti."

Kemarin siang, saya sempat meneteskan air mata ketika mendengar penuturan dari sang anak. Karena mungkin saya seperti sang anak tersebut; merasa sudah memberi perhatian lebih, sudah menjadi anak yang berbakti, membanggakan orangtua, namun siapa yang menyangka semua rasa itu ternyata tidak sesuai dengan prasangka orangtua kita yang paling jujur.

Maka sudah seharusnya, kita, ya kita ini, yang sudah menikah, berkeluarga, memiliki anak, mampu melihat ayah dan ibu kita bukan sebagai sosok yang hanya butuh dibantu dengan sejumlah uang. Karena bila itu yang kita pikirkan, apa beda ayah dan ibu kita dengan karyawan perusahaan?

Bukan juga sebagai sosok yang hanya butuh diberikan baju baru dan dikunjungi setahun dua kali, karena bila itu yang kita pikirkan, apa bedanya ayah dan ibu kita dengan panitia shalat Idul Fitri dan Idul 'Adha yang kita temui setahun dua kali?

Wahai yang arif, yang budiman, yang penyayang dan begitu lembut hatinya dengan cinta kepada anak-anak dan keluarga, lihat dan pandangilah ibu dan ayahmu di hari tua. Pandangi mereka dengan pandangan kanak-kanak kita. Buang jabatan dan gelar serta pekerjaan kita. Orangtua tidak mencintai kita karena itu semua. Tatapilah mereka kembali dengan tatapan seorang anak yang dulu selalu bertanya dipagi hari, "Ke mana ayah, Bu? Ke mana ibu, Ayah?"

Lalu menangis kencang setiap kali ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.
Wahai yang menangis kencang ketika kecil karena takut ditinggalkan ayah dan ibu, apakah engkau tidak melihat dan peduli dengan tangisan kencang di hati ayah dan ibu kita karena diri telah meninggalkan beliau bertahun-tahun dan hanya berkunjung setahun dua kali?

Sadarlah wahai jiwa-jiwa yang terlupa akan kasih sayang orangtua kita. Karena boleh jadi, ayah dan ibu kita, benar-benar telah menahan kerinduan puluhan tahun kepada sosok jiwa kanak-kanak kita; yang selalu berharap berjumpa dengan beliau tanpa jeda, tanpa alasan sibuk kerja, tanpa alasan tiada waktu karena mengejar prestasi.

Bersiaplah dari sekarang, agar kelak, ketika sang ayah dan ibu berkata jujur tentang kita dalam igauannya, beliau mengakui, kita memang layak menjadi jiwa yang diharapkan kedatangannya kapan pun juga.

02 November 2014

25 Hal Tentang Islam yang Selalu Ditanyakan Rakyat Amerika

Masyarakat Amerika yang pluralistik tampaknya sedang berubah dari yang “bergerombol” menjadi lebih spesifik lagi, terutama terhadap ajaran ideologi. Namun, walaupun Islam adalah agama besar dengan lebih dari 1 milyar pengikut di seluruh dunia dan lebih dari 6 juta di Amerika Serikat, sebagian orang Amerika masih berpikir bahwa Islam adalah kultus.

ebagian meyakini bahwa semua muslim adalah teroris atau memiliki 4 orang istri. Para aktivis Islam di negeri itu pun sepakat, bahwa hal ini terjadi karena kesalahpahaman orang Amerika tentang Islam, dan itu dipicu karena kurangnya informasi yang benar tentang ajaran Islam.

Inilah daftar pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh orang Amerika selama ini:
  1. Apa itu Islam?
  2. Siapakah Allah?
  3. Siapakah Muslim itu?
  4. Siapa Muhammad?
  5. Apakah Muslim menyembah Muhammad?
  6. Apa Muslim berpikir tentang Yesus?
  7. Apakah umat Islam memiliki banyak sekte?
  8. Rukun-rukun Islam?
  9. Apa tujuan ibadah dalam Islam?
  10. Apakah Muslim percaya pada akhirat?
  11. Apakah tindakan baik non-Muslim akan sia-sia?
  12. Apa batasan pakaian bagi umat Islam?
  13. Makanan apa saja yang dilarang dalam Islam?
  14. Apa itu Jihad?
  15. Apa tahun Islam itu?
  16. Apa saja festival besar Islam?
  17. Apa itu Syariah?
  18. Apakah Islam disebarkan oleh pedang (melalui perang)?
  19. Apakah Islam mengajarkan kekerasan dan terorisme?
  20. Apa itu Fundamentalisme Islam?
  21. Apakah Islam mempromosikan poligami?
  22. Apakah Islam menindas perempuan?
  23. Apakah Islam toleran terhadap agama minoritas lainnya?
  24. Apa pandangan Islam tentang: kencan seks pranikah dan aborsi; homoseksualitas dan AIDS; eutanasia dan bunuh diri; transplantasi organ?
  25. Bagaimana seharusnya Muslim memperlakukan Yahudi dan Kristen?
Mungkin inilah peran besar kita semua untuk memberikan gambaran yang benar tentang Islam. Begitu banyak media Barat yang telah melakukan pemberitaan tentang Islam yang jauh dari kenyataan sebenarnya, sehingga orang-orang non-Islam menganggap Islam sesuatu yang harus dicurigai.