Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, pekerjaan itu dinilai dari
akhirnya. Sesungguhnya Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak
manusia dan orang-orang yang sebelum Rasulullah binasa karena mabuk
dinar dan dirham dan keduanya akan juga menghancurkan kita. Sesungguhnya
yang paling Rasulullah takutkan dari umatnya adalah syahwatnya
orang-orang kaya yang tak mampu membendung keinginan perutnya dan
gejolak gerakan kemaluannya. Sesungguhnya Allah akan memberikan
rahmat-Nya pada orang-orang yang kasih pada sesamanya.
Sesungguhnya harta abadi Anda adalah yang Anda berikan pada sesama.
Sesungguhnya orang-orang yang rela dengan kehinaan adalah orang-orang
yang merindu dunia. Sesungguhnya cinta seseorang itu akan kelihatan saat
orang lain sedang berada dalam kesempitan. Sesungguhnya dalam infak
terdapat sekian keajaiban.
Sesungguhnya qadha’ bisa ditolak dengan doa dan munajat, umur bisa
bertambah karena kebaikan dan kebajikan yang kita lakukan, sabar bisa
diperoleh dengan dengan banyak menelan pengalaman. Dan kefakiran yang
paling besar adalah kebodohan. Sesungguhnya akal adalah asset kita yang
paling mahal. Orang yang ujub akan terasingkan, tak akan pernah ada
sesal dalam musyawarah. Karena dia pintu yang menyelesaikan masalah.
Kecerdasan itu itu ada dalam perencanaan yang matang. Dalam akhlak ada
kebrilianan, dalam perenungan terangkum ibadah kepada Allah.
Sesungguhnya dalam rasa malu dan sabar ada keimanan. Hilangnya amanah
adalah lenyapnya keimanan, pengingkaran janji adalah tanda sirnanya
agama.
Sesungguhnya dosa besar akan diampuni jika disertai istighfar, dan
dosa kecil tidak akan bisa terhapus jika tiada henti dilakukan. Tidaklah
layak bagi seorang mukmin untuk merendahkan dirinya sendiri dengan
menadahkan tangan tangan pada sesama, dengan mengemis pada ciptaan Allah
juga. Dengan merengek pada makhluk yang sesungguhnya juga tidak
berdaya.
Sesungguhnya Tidaklah akan masuk surga seseorang yang tetangganya
tidak merasa aman dengan keusilannya. Yang terganggu dengan
kekejamannya, yang sesak dadanya karena keangkuhannya, yang risau dengan
ocehan-ocehannya. Tidaklah pantas Anda mengharapkan keselamatan pada
diri Anda sendiri sepanjang orang lain tidak selamat dari keusilan Anda.
Syukurilah sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh orang lain
kepada Anda. Karena sesungguhnya yang tidak mampu menyukuri yang kecil
tidak akan mampu menyukuri yang besar. Syukur kita akan bergulir jika
kita mampu menyukuri yang ada dan akan menyukuri nikmat apapun yang akan
tiba.
Sesungguhnya tidaklah terpuji ketergesaan, dan tidak akan bahagia
orang yang berdusta, iri dan dengki, tamak dan angkuh. Karena ini adalah
virus yang menggerogoti kejernihan hati nurani.
Sesungguhnya para pembosan itu sulit mendapatkan teman, dan pendengki
tidak akan pernah menjadi mulia, pemalas tidak akan pernah menjadi
kaya. Dan para pendendam hanya akan menderita penyakit jiwa.
Sesungguhnya kebaikan orang-orang terpilih itu adalah karena
perenungan dan pemikiran yang dalam. Sedangkan rusaknya orang-orang yang
jahat disebabkan karena sama sekali tak memiliki visi ke depan.
Sesungguhnya tak ada yang lebih lezat di dunia ini lebih dari
kemuliaan ilmu, sucinya diri, kesejukan jiwa, rasa puas dengan yang ada,
dan manisnya memberi pada sesama, luruh di hadapan Pencipta, menangisi
dosa-dosa dan merenungi semesta.
Ali bin Abi Thalib pernah berkata: Fitnah itu muncul dari tiga jalur.
Pertama, perempuan-perempuan. Mereka adalah perangkap iblis yang terus
terpancang mencari mangsa. Kedua, minuman-minuman keras yang memabukkan,
dan ini adalah pedangnya yang selalu terhunus. Sedangkan yang ketiga
adalah dirham dan dinar. Keduanya adalah busur panah beracun yang siap
membunuh setiap saat.
Barang siapa yang terjerat perempuan jangan berharap hidupnya akan
bersih dan bening. Barang siapa yang jadi peminum tak akan pernah
berakal bersih. Siapa saja yang senang dengan dinar-dirham-dolar dia
akan menjadi budaknya yang penurut padanya sepanjang hidup.
Sesungguhnya maksiat itu membuat terhalangnya komunikasi antara hamba
dan Rabb, melahirkan kemurungan yang berlarut-larut, rasa takut yang
mengguncang hati, kesulitan hidup yang terus menghimpit, membuat hati
gelap gulita tak bisa ditembus cahaya nasehat, kemuraman akan
menyelimuti. Lubang rizki akan menyempit, kemurkaan Allah, keimanan akan
anjlok dan musibah datang silih berganti.
Maksiat itu melahirkan kehinaan karena kemuliaan m lahir dari
ketaatan kepada Allah, akal menjadi rusak karena maksiat memadamkan
cahaya akal. Kelalaian akan menjadi kebiasaannya
Ibnu Abbas pernah mengatakan tentang maksiat ini : Sesungguhnya
maksiat itu adalah kegelapan di wajah, dan gulita di dalam hati,
kebencian yang menebar di tengah manusia, kelemahan dalam jasad,
minimnya rezki. Sebaliknya taat adalah cahaya di wajah, dan cahaya di
dalam kalbu, dicinta banyak manusia dan lapangnya rezki.
Maksiat membuntukan pikiran waras kita, menggelapkan kejernihan
pikiran kita, menghitamkan putihnya nurani kita. Maksiat akan
membelenggu kebebasan kita, akan menelikung kelincahan kita, akan
menggembosi energi ketakwaan kita, akan mematikan potensi keimanan kita.
Maka tak ada jalan lain selain mengatakan good by pada maksiat. Sebab
kedekatan kita dengan maksiat akan menjauhkan kita dari Sang Mahadekat.
Perangilah maksiat dengan niat dan tekad, dan sebaik-baik sarana
memeranginya adalah banyak berteman dengan orang-orang yang memiliki
aura dan perilaku saleh. Dua resep manjur meninggalkan maksiat adalah :
Berteman dengan orang-orang baik dan melakukan amal saleh.
Sesungguhnya kita ini adalah hamba Allah yang dicipta untuk mengabdi
pada-Nya, dengan tugas memakmurkan semesta dengan amal bakti kepada
sesama. Menebarkan kasih di tengah mereka, menyiramkan sayang di
ubun-ubun mereka. Tugas kita adalah menyalehkan diri kita dan
menyalehkan orang lain agar semesta menjadi tentram tanpa terlalu banyak
huru-hura. Damai dengan nilai-nilai Islam yang ramah, dengan
norma-norma Islam yang menentramkan.
Tugas kita adalah mengalirkan kasih sayang Allah pada seluruh ummat
manusia, dan mencegah angkara murka dari tangan-tangan yang kejam yang
menginginkan darah mengalir tanpa sebab apa-apa. Tugas kekhilafahan kita
adalah menjadikan orang lain merasa aman bersama kita, damai bersama
kita karena Islam adalah damai dan menentramkan.
Tugas kita adalah menebarkan keadilan lewat aksi dan bukan kata,
lewat bukti dan bukan semboyan belaka, lewat makna bukan melalui
kata-kata bersayap yang mungkin penuh pesona tapi sebenarnya penuh racun
berbisa.
Tugas kita adalah meratakan kesejahteraan lewat tangan-tangan
sederhana kita, lewat pikiran-pikiran jernih kita. Melalui tangan
kekuasaan kita jika kita telah memilikinya, lewat lisan-lisan kita jika
kita mampu mengungkapkannya.
Jangan ada dusta diantara kita. Keadilan hanya semboyan belaka,
persatuan hanya di sekeliling kelompok kita, pembangunan hanya untuk
segelintir manusia, kesejahteraan mengerucut hanya di rumah-rumah kita.
Jangan ada dendam diantara kita. Ummat ada di atas segalanya,
melampaui batas-batas partai, golongan jamaah apalagi suku yang oleh
Sang Nabi Agung disebut sebagai benda busuk dan bau. Tak ada wewangian
dalam fanatisme sempit kita, tak ada semerbak surga dalam sekat-sekat
yang kita bangun yang membuat kita tidak peduli pada sesama.
Sudah terlalu lama kita dibentur-benturkan dengan saudara kita
sendiri, diadu domba dengan bangsa sendiri, dilaga dengan saudara seiman
kita sendiri. Sehingga kita mengalami keletihan pikiran, jiwa dan raga
sebelum kita berhadapan dengan orang-orang yang memusuhi kita atau tidak
suka kalau kita bersatu di bawah payung Islam yang lebih besar bukan di
payung-payung kecil yang sering kali membuat kita lupa bahwa kita
memiliki payung besar : Islam.
Sesungguhnya kesatuan ummat adalah dambaan semua. Cita setiap kita,
obsesi setiap muslim yang kini sedang berpuasa. Dan akan menyambut Hati
Raya. Persatuan adalah kekuatan dan cerai berai adalah kelemahan. Kita
tahu bersatu itu sebuah energi besar tapi kita tidak tahu cara
merealisasikannya. Kita tahu bahwa persatuan itu adalah nikmat besar,
namun kita tak sanggup untuk menggapainya. Kita tahu bahwa puasa
mengajarkan kita makna persatuan dan solidaritas antara sesama, tapi
kita menyekatnya dengan kepentingan-kepentingan jangka pendek yang akan
segera sirna.
Hari Raya , menjadi mementum besar kita untuk memompa kembali
kesadaran masing-masing kita bahwa kita dilahirkan untuk menjadi
pemimpin dunia, menjadi imam peradaban dunia. Dan dia dia akan lahir
jika kita mampu menyatukan visi, misi dan langkah untuk menggapainya.
Jadikan firman Allah di bawah ini selalu menggerakkan kita mmenjadi imam peradaban dunia :
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف
وتنهون عن المنكر وتؤمنون بالله ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم
المؤمنون وأكثرهم الفاسقون
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka
adalah orang-orang yang fasik.(Ali Imran : 110).
وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيد
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu
(Al-Baqarah : 143).
ولا تهنوا ولا تحزنوا وأنتم الأعلون إن كنتم مؤمنين
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman (Ali Imran : 139).
Tiga kata kunci Allah berikan kepada kita bahwa kita adalah :: Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, Kami telah
menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya).
Allah tidak memberikan ini kecuali karena Dia telah memberikan kepada kita semua potensi dan energi untuk mencapainya.
Selamat Hari Raya Iedul Fitri , kembali ke fitrah kembali pada posisi kejayaan kita : Ummat terbaik di alam semesta.
=====================
-Ustadz Samson-