02 February 2013

Apapun Yang Terjadi Mesti Bersyukur

Alkisah, di sebuah kerajaan, seorang raja memiliki kegemaran berburu. Suatu hari, ditemani penasehat dan sepasukan pengawalnya, raja pergi berburu ke hutan. Karena kurang hati-hati, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yang sangat tajam. Raja bersedih dan meminta pendapat dari penasehatnya.

Karena tidak tahu lagi apa yang mesti diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat berkata,’Asa Khair’ Baginda, semoga semuanya baik, apapun yang terjadi patut disyukuri”. Mendengar ucapan penasehatnya sang raja langsung marah besar! “kurang ajar! Kena musibah bukannya dihibur malah disuruh bersyukur!”, dan si penasehat pun dijebloskan ke penjara.

Hari terus berganti, meski telah kehilangan jari kelingking, raja tidak juga menghentikan kegemarannya berburu. Suatu hari raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga saat berada di tengah hutan, raja dan penasehatnya tersesat dan terpisah dari rombongan. Tiba-tiba mereka ditangkap dan diarak untuk dijadikan sesembahan kepada sang dewa.

Sebelum dijadikan sesembahan, raja dan penasehatnya dimandikan. Saat giliran raja barulah ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya cacat. Raja itu pun dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan, akhirnya raja dibebaskan begitu saja oleh suku primitif itu. Dan si penasehat yang dijadikan persembahan kepada para dewa. Setelah bersusah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali ke istana. Raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhi hukuman penjara segera dibebaskan.

“Penasehatku, aku berterima kasih kepadamu, nasehatmu ‘Asa Khair’ ternyata benar”. Apapun yang terjadi kita patut bersyukur. Karena jari kelingkingku yang terpotong waktu itu, aku bisa pulang dengan selamat”. Kemudian raja menceritakan kisah pemburuannya waktu itu.

Yang lebih kami tekankan dalam cerita ini ialah: Setelah mendengar cerita sang raja, si penasehatbukan mengatakan, ‘tuh kan raja, saya bilang juga apa’, ‘baginda bandel sih’, atau ‘saya kecewa danminta ganti rugi selama dipenjara’, akan tetapi justru dengan buru-buru si PENASEHAT BERLUTUT SAMBIL BERKATA, “TERIMA KASIH baginda, saya juga bersyukur baginda ‘telah memenjarakan saya’ waktu itu, karena jika tidak, mungkin sekarang ini sayalah yang menjadi korban dan di persembahkan kepada dewa suku primitif itu”.

No comments:

Post a Comment