Masih teringat di pikiran dan hatiku tentang nasihat seorang dai yang dikenal oleh umat muslim di Indonesia. Bahwasanya Allah telah mengatur rezeki hamba-hambanya. Sebegitu besarnya sifat Ar Rahman dan Ar Rahim pada diri-Nya, Allah tidak akan pernah membiarkan hamba-hamba berada dalam kesusahan.
"Rezeki kita tidak dihitung dengan gaji yang kita dapat ditiap bulannya,’ kata-katanya pelan tapi menyentuh hati sekian karyawan yang sedang duduk mendengarkannya.
Jika rezeki dihitung dengan gaji yang kita dapatkan di setiap bulannya maka tidak akan pernah cukup untuk menampung segala kebutuhan kita hingga saat ini. Rezeki kita sudah ditentukan olehnya, bagaimana mendapatkan, kapan mendapatkan dan dalam bentuk apa dia diberikan. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana terus memperbaiki diri, berusaha dan membersihkan hati sehingga rezeki itu mudah untuk sampai kepada diri kita.
Rezeki Allah itu akan datang dan menghampiri orang-orang yang senantiasa yakin akan kehendak-Nya, baik dengan cara yang dipahami maupun yang tidak pernah diperkirakan hamba-hambanya.
Beliau menceritakan bagaimana seseorang yang terlilit utang berjuta-juta. Meskipun segala usaha dilakukan, semua pendapatan dikumpulkan tetap belum bisa untuk melunasi utang yang telah menumpuk. Namun keimanan seorang mukmin akan sangat terlihat ketika dirinya menghadapi ujian Allah, seorang mukmin akan terus berusaha dan tidak pernah lupa untuk menyerahkan kembali segala urusan kepada Allah. Menghilangkan pasrah dan menggantinya dengan berusaha serta terus berdoa dibarengi keyakinan bahwa Allah sudah mengatur segala kejadian.
Hasilnya, beberapa hari sebelum jatuh masa pembayaran, di mana seseorang yang berutang dihampiri kebingungan untuk mempertanggungjawabkan utangnya, tiba-tiba seseorang sahabat nun jauh di sana datang menghampirinya. Sang sahabat yang memang mengerti cerita mengenai utang tersebut sertamerta membantunya melunasi utang-utang tersebut. Entah dengan alasan apa pun tapi hutan pun sedikit-demi sedikit terlunasi dengan bantuan sang sahabat tanpa pamrih.
Inilah yang disebut rezeki, dia tidak dihitung dengan gaji, dia adalah nikmat yang tak terhingga di sekitar kit a, tinggal bagaimana cara kita memperbaiki diri, terus berusaha gigih, terus memperbaiki diri dan terus memperbaiki diri, agar rezeki itu datang menghampiri. Hati yang bersih adalah hati yang senantiasa mengingat Allah baik di saat lapang dan sempit, hati yang bersih akan mengubah paradigma kita tentang keyakinan bahwa tidak ada jalan buntu dalam setiap masalah dan dengan itu pulalah rezeki kita dimudahkan oleh-Nya. Mari pahami arti rezeki dan syukuri atas segala nikmat tak terhitung yang telah diberikan.
"Rezeki kita tidak dihitung dengan gaji yang kita dapat ditiap bulannya,’ kata-katanya pelan tapi menyentuh hati sekian karyawan yang sedang duduk mendengarkannya.
Jika rezeki dihitung dengan gaji yang kita dapatkan di setiap bulannya maka tidak akan pernah cukup untuk menampung segala kebutuhan kita hingga saat ini. Rezeki kita sudah ditentukan olehnya, bagaimana mendapatkan, kapan mendapatkan dan dalam bentuk apa dia diberikan. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana terus memperbaiki diri, berusaha dan membersihkan hati sehingga rezeki itu mudah untuk sampai kepada diri kita.
Rezeki Allah itu akan datang dan menghampiri orang-orang yang senantiasa yakin akan kehendak-Nya, baik dengan cara yang dipahami maupun yang tidak pernah diperkirakan hamba-hambanya.
Beliau menceritakan bagaimana seseorang yang terlilit utang berjuta-juta. Meskipun segala usaha dilakukan, semua pendapatan dikumpulkan tetap belum bisa untuk melunasi utang yang telah menumpuk. Namun keimanan seorang mukmin akan sangat terlihat ketika dirinya menghadapi ujian Allah, seorang mukmin akan terus berusaha dan tidak pernah lupa untuk menyerahkan kembali segala urusan kepada Allah. Menghilangkan pasrah dan menggantinya dengan berusaha serta terus berdoa dibarengi keyakinan bahwa Allah sudah mengatur segala kejadian.
Hasilnya, beberapa hari sebelum jatuh masa pembayaran, di mana seseorang yang berutang dihampiri kebingungan untuk mempertanggungjawabkan utangnya, tiba-tiba seseorang sahabat nun jauh di sana datang menghampirinya. Sang sahabat yang memang mengerti cerita mengenai utang tersebut sertamerta membantunya melunasi utang-utang tersebut. Entah dengan alasan apa pun tapi hutan pun sedikit-demi sedikit terlunasi dengan bantuan sang sahabat tanpa pamrih.
Inilah yang disebut rezeki, dia tidak dihitung dengan gaji, dia adalah nikmat yang tak terhingga di sekitar kit a, tinggal bagaimana cara kita memperbaiki diri, terus berusaha gigih, terus memperbaiki diri dan terus memperbaiki diri, agar rezeki itu datang menghampiri. Hati yang bersih adalah hati yang senantiasa mengingat Allah baik di saat lapang dan sempit, hati yang bersih akan mengubah paradigma kita tentang keyakinan bahwa tidak ada jalan buntu dalam setiap masalah dan dengan itu pulalah rezeki kita dimudahkan oleh-Nya. Mari pahami arti rezeki dan syukuri atas segala nikmat tak terhitung yang telah diberikan.
No comments:
Post a Comment