23 March 2013

Hidup Kita Tidak Ditentukan Orang Lain

Seorang guru bijak berjalan bersama muridnya. Mereka singgah di sebuah kedai minum untuk melepas lelah. Namun, pemilik kedai tampak kurang menghargai mereka. Kata-katanya ketus, cara penyajiannya asal-asalan. Sang murid tampak kesal mendapat perlakuan demikian.

Beberapa kali ia menunjukan rasa tidak suka. Namun sang guru tampak tenang dan menanggapi pemilik kedai dengan ramah. Ia selalu tersenyum. Memerhatikan hal itu sang murid protes, "Guru, ia sangat tidak ramah kepada kita, tetapi kenapa guru masih ramah kepadanya? Mengapa guru tidak memberikan pelajaran baginya untuk menghargai orang lain?"

Mendengar komentar muridnya, sang guru menjawab, "Dari tadi aku sudah memberikan pelajaran baginya, cara ia menanggapi pelajaran yang aku berikan kepadanya, itu adalah urusannya sendiri. Melalui kisah sang guru dengan muridnya di kedai kopi itu kita diingatkan bahwa sikap dan hidup kita tidak ditentukan oleh sikap dan hidup orang lain.

Kitalah yang mengatur diri sendiri. Jika sikap dan perilaku kita mengikuti sikap dan perilaku orang lain, berarti hidup kita sudah dikontrol oleh orang lain.

Hidup kita adalah hak kita. Seorang pribadi yang memiliki kesehatan jiwa tidak akan terbawa oleh situasi dan suasana sekitarnya. Tampilkan diri kita sebagaimana seharusnya, bukan semata-mata sebagaimana adanya.

No comments:

Post a Comment