Suatu hari seekor keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur kering. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Akhirnya, ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.
Dia kemudian mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan, la mengguncang- guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara orang-orang terus menerus menuangkan tanah dan kotoran ke atas punggung hewan itu, si keledai juga terus mengguncangkan badannya dan melangkah naik, berpijak pada tanah timbunan yang terus meninggi. Segera saja setelah sumur nyaris penuh tertimbun, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.
Demikianlah, ibarat kehidupan ini yang terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita. Cara untuk keluar dari ’sumur’ (kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari ’sumur’ dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah yang kita hadapi merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari ’sumur’ yang terdalam dengan terus berjuang dan jangan pernah menyerah!
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS Yusuf: 87)
No comments:
Post a Comment