Setiap dari kita, dalam hidupnya pasti selalu berada di antara dua perkara, atau dihadapkan dengan dua permasalahan, sehingga terkadang dilanda rasa resah dan bingung dalam memilih salah satu dari keduanya. Dalam sebuah atsar &diungkapkan, "Tidakakan kecewa orang yang melakukan istisyaar (meminta pendapat; mengadakan musyawarah sebelum bertindak), dan tidak pula menyesal orang yang terlebih dahulu melakukan (salat) istikharah."
Terkadang pula seseorang terjerat dalam berbagai rayuan gombal dan perubahan yang membuatnya tidak mampu mengetahui akibat yang akan terjadi, apakah baik atau buruk. Dalam keadaan seperti ini, ia dituntut keluar dari kebingungannya seperti yang telah disebutkan sebelumnya dengan melakukan salat istikharah.
Jabir bin Abdullah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw telah mengajari kami (salat) istikharah dalam segala urusan, sebagaimana beliau mengajari kami suatu surat dalam Al-Qur`an. Beliau Saw bersabda, "Apabila seseorang dari kalian ingin melakukan sesuatu perkara, hendaklah ia menunaikan salat dua rakaat yang tidak termasuk fardhu. Kemudian hendaklah ia memohon,
Allaahumma innii astakhiruka bi ‘ilmika wastaqdiruka biqudratika was aluka minfadlikal ‘azhiim, fa innaka taqdiru wa laa aqdir wa ta`lamu wa laa `alam wa anta ‘allaamul ghuyuub.
Allaahumma in kunta ta`lamu anna hadzal amra khairun lii fii diinii wa ma`aasyii wa ‘aaqibatu amrii au ‘aajil amrii wa aajalihi faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiih, wa inna kunta ta`lamu anna hadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma ‘aasyii wa ‘aaqibatu amri au ‘aajil amrii au aajalihi fashrifhu ‘anni washrifnii ‘anhu waqdirlii al khaira khautsu kaana tsummardhinii.
‘Ya Allah, aku memohon pada-Mu pilihan (yang terbaik) dengan ilmu-Mu, dan memohon kekuasaan dengan kekuasaan-Mu, serta memohon pada-Mu karunia-Mu yang melimpah; karena Engkaulah yang berkuasa sedang aku tidak berkuasa, Engkaulah yang Mahatahu sedang aku tidak tahu, dan Engkaulah yang Maha Mengetahui segala yang gaib.
`Ya Allah, jika menurut-Mu perkara ini baik bagiku dan bagi agamaku, kehidupanku, dan berakibat baik padaku atau ia menambahkan, cepat atau lambat- takdirkanlah ia untukku, permudahlah ia untukku, kemudian berkatilah ia untukku. Tetapi jika menurut-Mu perkara ini buruk bagiku dan bagi agamaku, kehidupanku, beserta akibat yang akan ditimbulkannya padaku -atau menambahkan, cepat atau lambat maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah aku darinya, takdirkanlah yang terbaik untukku bagaimana pun adanya dan ridhailah aku... ` Beliau Saw menambahkan, kemudian ia mengungkapkan hajatnya." (HR. Bukhari)
Boleh jadi kamu membenci sesuatau, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padalah ia amat buruk bagimu; allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS Al-Baqarah [2]:216 )
Apabila Rasulullah Saw bangun malam (untuk salat malam), beliau Saw memulai salatnya dengan,
Allaahumma rabbu jibraaila wa miikaaiila wa israafiila faathirussamaaiuaati wal ardhi ‘alimul ghaibi wasysyahaadati anta tahkumu baina ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuun, ahdinii limakhtalafa fiihi minalhaqqi biidznika innaka tahdii man tasyaau ilaa shiraathin mustaqiim.
"Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail dan Israfil, Pencipta langit dan bumi, yang Maha Mengetahui perkara-perkara gaib dan yang terlihat, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu perkara yang mereka perselisihkan. Berilah aku petunjuk terhadap permasalahan yang diperselisihkan, yang termasuk benar dengan izin-Mu; sesungguhnya Engkau menunjukkan siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus. " (HR. Muslim)
Akal manusia tidak akan dapat mengetahui setiap akibat dari berbagai macam perkara, baik maupun buruk.
Oleh karena itu, hendaknya setiap hamba yang mukmin memohon kepada Allah Swt yang terbaik dan paling afdhal dari perkara-perkara yang dihadapinya.
Allah Swt berfirman,
"Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memilki Any yang agung. "(QS. At-Taubah [9]: 129)
Karena itu, hendaklah kita melangkah dengan hati-hati, tidak gegabah, tetap bersabar, dan menyerahkan segala urusanmu kepada Allah Swt. Karena, tiada yang mengetahui akibat dari setiap perkara, baik maupun buruk, selain Allah Swt.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. " (QS. Al-Baqarah [2]: 216)
Setiap muslim harus benar-benar berpikir secara mendalam, agar tidak menimbulkan kerugian bagi agama dan dunianya. Jika baik, maka ia bersyukur, tetapi jika itu adalah musibah, maka ia bersabar. Berikut adalah nasehat Lukmanul Hakim kepada putranya:
"Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik, dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). " (QS. Lukman [31]: 17)
Selanjutnya, kita memohon kepada Allah Swt semoga kita termasuk orang-orang yang rajin berdzikir, yang senantiasa diliputi oleh rahmat-Nya. Orang-orang yang diberi petunjuk, saling mencintai dan saling memupuk persaudaraan. Termasuk pula orang-orang yang apabila akan menempuh suatu jalan, mereka memohon seperti yang diajarkan oleh-Nya.
"Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. " (QS. Al-A`raf [7]: 89)
Semoga shalawat dan salam, serta berkah senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah Saw, kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya.
No comments:
Post a Comment