Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apa pun, bersegeralah untuk beramal karena kita tidak pernah tahu dari semua yang kita lakukan, yang manakah yang dapat membuat kita bisa berarti dan yang terpenting bisa bernilai di hadapan Allah Swt.. Dan jangan pula meremehkan dosa kecil karena bila ia dilakukan terus-menerus akan menjadi besar, menumpuk dan membuat kita terkejut. Kebermaknaan dan keberkahan usia kita tidak menjadi kumpulan angka-angka semata dapat terbentuk dari kumpulan kebaikan- kebaikan kecil dan dianggap sederhana. Ada sebuah pribahasa sunda "cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok" yang artinya tetesan air menimpa batu lambat laun menjadi lubang atau sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Kadangkala harus menjadi sebuah perenungan kembali bagi kita dalam mengatur langkah agar hidup ini semakin indah untuk dijalani.
Sekali lagi, terkadang sesuatu yang kecil itulah yang menjadi hal yang paling menentukan. Anda mungkin pernah mendengar nama salah seorang pendaki gunung terhebat dalam sejarah yaitu Sir Edmun Hillary, beliau adalah orang pertama kali menaklukan gunung Everest, puncak tertinggi di Pegunungan Himalaya pada tanggal 29 Mei 1953. Ketika berhasil membukukan namanya dalam sejarah dengan prestasi tersebut, para wartawan pernah dibuat terheran-heran oleh Sir Edmun Hillary ketika mereka mencoba menyelidiki sesuatu yang paling ditakutinya ketika melakukan pendakian ke gunung Everest tersebut.
Dalam sebuah wawancara, Sir Edmun Hillary mengatakan bahwa ia tidak pernah takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa atau padang pasir yang luas dan gersang sekalipun. Namun jawabannya sangat di luar dugaan, ternyata dalam pendakian tersebut, beliau takut dengan sebutir pasir masuk di sela-sela jari kakinya. Beliau berpendapat bahwa hal tersebut bisa menjadi awal malapetaka karena sebutir pasir bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku, lama- lama jari kaki terkena infeksi lalu membusuk. Tanpa sadar kaki pun tidak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu.
Sekali lagi, Sir Edmun Hillary tidaklah takut pada harimau atau binatang buas lainnya karena secara naluriah binatang buas sebenarnya takut menghadapi manusia. Se¬dangkan untuk menghadapi jurang terjal, gunung es atau padang pasir, seorang penjelajah pasti sudah punya persiapan yang memadai. Tetapi jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah jarang mempersiapkannya, bahkan cenderung mengabaikannya.
Maka segeralah untuk melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya, lalu nikmati prosesnya dengan kesabaran dan ketekunan. Tiada istilah menunda kebaikan sekecil apa pun, dan tidak boleh menyerah serta berputus asa. Berbuatlah dengan apa yang mampu kita lakukan. Meski namamu tak menghiasi media, atau kisahmu tak banyak orang yang tahu, namun di hadapan Allah Swt. bisa begitu bermakna, walaupun kecil dan sederhana dalam pandangan manusia.
No comments:
Post a Comment