Ketika dipertanyakan: lebih penting mana DUNIA ataukah AKHIRAT? Jawaban yang muncul ternyata sangat beragam. Ada yang menjawab penting dunia. Ada yang memilih akhirat. Ada yang menyebut dunia dan akhirat. Ada yang mengatakan tidak penting dua-duanya. Atau, ada pula yang tidak berani menjawab, karena (masih) bingung.
Masalah klasik ini menjadi perlu kita angkat kembali, karena ternyata masih banyak yang rancu tentang ’kepentingannya’ dalam peta kehidupan. Meskipun, sebenarnya di dalam al Qur’an cukup gamblang pemetaannya. Kerancuan seringkali muncul disebabkan oleh pemahaman ayat yang kurang holistik.
Yakni, mendasarkan kepahaman hanya pada beberapa ayat. Padahal jumlah ayat tentang akhirat ini ada ratusan. Dalam buku serial ke-2: ’Ternyata Akhirat Tidak Kekal’ saja, saya mengutip tidak kurang dari 200 ayat. Itu pun masih banyak ayat yang tidak saya kutip dikarenakan isi dan redaksinya mirip.
Al Qur’an menempatkan akhirat demikian penting, sehingga jumlah ayat yang bercerita tentangnya berjumlah ratusan. Dan diulang-ulang dengan redaksi yang berbeda-beda terkait dengan obyek yang sedang dibahas. Kadang, akhirat dibahas terkait dengan kehidupan rumah tangga. Di waktu lain, akhirat dikaitkan dengan bisnis. Di ayat lainnya, akhirat dengan kekuasaan. Lainnya lagi, dihubungkan dengan akhlak, ibadah, peperangan, dan berbagai masalah kemasyarakatan sehari-hari.
Di berbagai ayat itu, Allah selalu menempatkan Akhirat sebagai tujuan dari berbagai aktivitas keduniawiaan kita, tanpa memisahkan keduanya. Kehidupan dunia ditempatkan sebagai awal proses, sedangkan kehidupan akhirat ditempatkan di akhir proses. Lantas, Allah memberi penegasan bahwa ’akhir’ adalah lebih baik dari pada ’awal’.
QS. Ad Dhuha (93): 4
dan sesungguhnya akhir (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada permulaan (dunia).
Dalam berbagai ayat itu pula, Allah mengajari kita untuk ’menyadari’ bahwa hidup tidak berakhir di dunia. Karena, sebenarnya ’kematian’ bukanlah akhir dari segala-galanya, melainkan cuma ’rusaknya badan’. Sedangkan jiwa kita masih hidup. Dan kelak, akan dibangkitkan kembali seiring dengan kembalinya jiwa ke dalam badan di hari kebangkitan, untuk memasuki hari-hari akhirat.
Kesadaran akan pentingnya akhirat ini diulang-ulang dalam banyak ayat, sekaligus diberikan perbandingkan tentang ’kurang pentingnya’ kehidupan dunia. Sehingga, dalam sejumlah ayat Allah menyebut kehidupan dunia adalah kehidupan yang menipu. Yang sebentar. Yang remeh temeh, dan main-main belaka. Baru ’awal’ dari sebuah perjalanan hidup yang sangat panjang, yang sangat misterius dan belum banyak kita ketahui.
QS. Al An’aam (6): 32
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
QS. Al Ankabuut (29): 64
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui.
Allah memberikan stressing tentang pentingnya akhirat, agar kita memperhatikannya. Karena, ternyata banyak yang tertipu alias terjebak oleh gemerlap dunia. Justru disinilah memang ’permainannya’. Ini adalah sebuah game melintasi ’labirin’ yang bisa menjebak kita untuk tidak menemukan pintu keluar di akhir rute yang harus kita tempuh.
Kenapa al Qur’an menyebut kehidupan dunia dengan sebutan ’remeh temeh’ seperti itu? Apakah memang tidak penting? Oh, tentu saja penting. Tetapi, agaknya kalah penting dengan akhirat. Karena ternyata, kehidupan dunia ini memang benar-benar remeh dan lucu. Isi kehidupan kita benar-benar cuma permainan, bermegah-megahan, berbangga-banggaan tentang harta dan anak. Setelah itu, kita menua dimakan usia, dan mati..! Kecuali orang-orang yang ‘mengerti’.
Ini benar-benar kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Mulai pagi hari sampai tidur kembali di malam hari, kita cuma bermain-main saja. Bermain-main di rumah, di tempat kerja, di jalanan, di warung-warung makan, di rumah kawan-kawan, dan dimana pun kita beraktifitas. Dan lucunya, setiap kita bertemu dengan kawan, yang kita omongkan kurang lebih begini:
’’Hei, apa kabar? Kerja dimana kamu sekarang? Wah, tambah sukses ya? Mobilmu baru ganti ya? Eh, dengar-dengar rumahmu baru pindah di kawasan elit? O ya, sudah berapa anakmu? Sudah mau punya cucu ya..?!
Dan seterusnya. Dan sebagainya. Ternyata, hidup kita isinya cuma gitu-gitu aja. Persis seperti digambarkan Allah dalam ayat berikut ini.
QS. Al Hadiid (57): 20
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya HARTA dan ANAK, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (kelak) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
Oh, berpuluh tahun kita bekerja ’membanting tulang’ dan membina rumah tangga sampai beranak cucu, tujuannya ternyata hanya untuk berbangga-bangga tentang itu semua. Dan, celakanya, tak berapa lama kemudian kita ’mati’ meninggalkan semuanya. Lantas memasuki ’kehidupan baru’ yang kita sama sekali tidak mengerti tentangnya. Sendirian pula..!
Oh, jangan..! Jangan sampai tertipu, wahai sahabatku. Hidup tidak berhenti dengan kematian. Melainkan berlanjut sampai berakhirnya alam semesta. Tidakkah engkau ingin mempersiapkan segala sesuatunya? Dunia ini kita jalani hanya puluhan tahun, sementara kehidupan sesudahnya akan kita alami milyaran tahun.
Sekarang saja, usia alam semesta sudah hampir 14 milyar tahun. Kalau ternyata benar, alam semesta bakal mengerut 1 milyar tahun lagi, maka proses mengerut alam semesta ini akan memakan waktu 15 milyar tahun. Kurang lebih sama dengan waktu mengembangnya. Dan, kelak akan lenyap kembali, sebagaimana proses kemunculannya: dari ’tiada’ bakal kembali kepada ’tiada’. Artinya, kehidupan akhirat bakal berlangsung belasan milyar tahun, seumur alam semesta yang sedang mengerut.
Maka, penting manakah Dunia dan Akhirat? Ah, jawabannya sih terserah Anda saja. Tetapi, kalau Anda membaca ayat berikut ini, ternyata Allah mengajari kita untuk lebih mementingkan akhirat. Yang harus kita cari dan dijadikan ’tujuan’ dalam hidup ini adalah kebahagiaan AKHIRAT. Sedangkan kebahagiaan DUNIA, ternyata grade-nya hanya sekedar JANGAN DILUPAKAN..!
QS. Al Qashash (28): 77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakankebahagiaanmu di dunia…
Wallahu a’lam bishshawab
from agus mustofa
No comments:
Post a Comment