Pada suatu hari, Nabi Sulaiman as mengumpulkan tujuh puluh ribu jenis burung. Masing-masing burung itu tidak ada yang sama warnanya. Burung-burung itu berhenti di atas Nabi Sulaiman as laksana awan. Lalu Nabi Sulaiman as bertanya tentang makanan mereka, di mana mereka bertelur dan di mana mereka menetaskan.
Mereka menjawab, "Di antara kami ada yang bertelur dan menetas di angkasa, ada yang telurnya di sayap sampai menetas, ada yang meletakkan telurnya di paruhnya sampai menetas, dan di antara kami ada yang tidak berketurunan dan tidak bertelur, tetapi keturunan kami tetap ada selamanya."
As-Sudi mengatakan:
Permadani Nabi Sulaiman as adalah tenunan buatan jin, terbuat dari emas dan sutra, bisa mengangkut seluruh bala tentaranya, berupa pasukan hewan melata, pasukan kuda, pasukan unta, pasukan manusia, jin, binatang buas, dan pasukan burung. Pimpinan tentara Nabi Sulaiman as ada sejuta farsakh, dan masing-masing pemimpin itu membawahi sejuta pasukan. Permadani tersebut bisa berjalan di antara langit dan bumi, dan permadani itu selalu membawa Nabi Sulaiman as ke mana pun Nabi Sulaiman as menghendaki. Bisa pelan atau cepat, tinggal melihat keinginan Nabi Sulaiman as. Angin yang dikendalikan oleh Nabi Sulaiman as, walaupun bertiup kencang, tetapi tidak akan merusak pepohonan dan tanaman.
Apabila ada seseorang yang berbicara, maka Nabi Sulaiman as mendengarnya, walaupun suaranya lirih dan jauh. Singgasananya terbuat dari emas yang dihiasi intan dan berlian. Di sisi kanan dan kirinya terdapat tiga ribu (ada juga yang mengatakan enam ratus ribu) kursi untuk para ulama Bani Israil dan para wazirnya.
Pasukan tentaranya apabila berbaris, maka panjangnya seratus farsakh (1 farsakh = 8 km atau 31/2 mil), yang terdiri dari 25 farsakh pasukan manusia, 25 farsakh pasukan jin, 25 farsakh pasukan binatang buas, dan 25 farsakh lagi pasukan burung. Para jin senantiasa mencari mutiara di laut untuk Nabi Sulaiman as. Juru masak Nabi Sulaiman as, setiap harinya selalu menyembelih seratus ribu kambing dan empat puluh ribu sapi. Walaupun demikian, Nabi Sulaiman as tidak pernah makan kecuali roti gandum buatannya sendiri.
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman as terbang dengan menggunakan permadaninya mengelilingi tempat yang luas. Di sana, dia melihat apa yang diberikan, dianugerahkan, dan ditundukkan Allah Swt untuknya. Maka, timbullah rasa ujub dalam dirinya. Ketika dia merasa ujub, maka bergoyanglah permadaninya dan dua belas ribu pasukannya mati. Lalu ia memukul permadaninya dengan bambu kecil yang ada di tangannya seraya berkata "Luruslah, hai permadani!"
"Sampai kamu sendiri lurus, wahai Nabi Sulaiman!" kata permadaninya menimpali.
Mendengar jawaban tersebut, Nabi Sulaiman as sadar bahwa permadani itu bergoyang atas perintah Allah Swt. Maka bersujudlah Nabi Sulaiman as dan memohon ampun kepada Allah Swt atas apa yang terjadi pada dirinya.
No comments:
Post a Comment