Dengan nama ALLAH yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
ALLAH mengatakan, shalat mampu membuat kita tenang dan tentram. Selain itu shalat juga mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Jika kita belum bisa merasakan manfaat tersebut berarti ada yang ”salah” dengan shalat kita selama ini. Mungkin selama ini kita beranggapan, dengan shalat kita telah berbuat baik kepada ALLAH, padahal ALLAH menurunkan perintah shalat untuk manusia itu sendiri. ALLAH tidak membutuhkan shalat kita. Sudahkah shalat kita selama ini membawa pengaruh pada aktifitas dan kehidupan kita. Jika belum, maka sudah saatnya kita melakukan evaluasi terhadap shalat kita selama ini.
Masalahnya banyak diantara kita yang merasa shalat khusuk itu sulit. Dalam Alquran, ada 4 kiat shalat khusyuk. Tapi saya tidak akan menunjukkan ayat-ayatnya. Karena ini adalah ayat-ayat mutasyabihat. Terlalu panjang jika saya harus membahasnya disini. Agar lebih efektif saya akan langsung membahasnya pada tataran praktek. Jika ingin mengetahui ayat-ayatnya silahkan bersabar karena Insya ALLAH saya akan mengikat ilmu ini di buku saya yang ke-4. Insya ALLAH.
Kiat khusyuk pada tingkat pertama menurut Alquran, adalah dengan konsentrasi mengingat ALLAH. Di alquran dituliskan, ini adalah cara yang ”paling berat”. Inilah yang sering diajarkan pada kita selama ini. Cara yang kedua adalah dengan meminta tolong kepada ALLAH. Biasanya kita akan khusyuk jika kita sedang dililit masalah dan kita minta dengan sangat agar ALLAH menolong kita. Jika cara yang pertama disebutkan ”paling berat”, maka cara yang kedua ini menurut Alquran tingkat kesulitannya turun menjadi sekedar ”berat” saja. Kita tidak akan membahas yang susah. Kita cari yang mudah saja.
Menurut ALLAH dalam Alquran, Jika ingin cara yang mudah, maka kita pakai cara yang ke-3. Caranya dengan menyadari bahwa ketika shalat kita sesungguhnya sedang berhadapan dengan ALLAH Sang Penguasa Alam semesta. Dengan kesadaran itu, hati kita akan tunduk (khyusuk). Disinilah arti pentingnya sebuah niat dalam shalat. Sebelum takbiratul ihram, kita harus tanamkan niat dalam diri kita bahwa kita akan dan sedang menghadap ALLAH swt. Jika niat dan kesadaran ini terlewatkan, kita tidak akan mampu untuk kyusuk. Karena itu kita disunahkan untuk membaca ”inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawaati wal ard haniifa wama ana minal musyrikin” artinya ” Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS.6:79).
Kini kita masuk pada cara yang ke-4. Sebuah cara yang menurut saya ”paling mudah”. Kenapa paling mudah? Karena menurut Alquran, dengan cara ini kita bukan berusaha untuk khyusuk tapi ALLAH yang akan menurunkan rasa khusyuk dalam diri kita. Caranya dengan mengambalikan seluruh ”milik kita” kepada ALLAH swt. Dalam Alquran disebut dengan istilah ”sabar”. Pada saat itu, kita serahkan jiwa, raga, harta dan keluarga pada ALLAH. Kita ikut apapun kehendak ALLAH. Karena itu pada saat shalat kita disunahkan untuk membaca ”inna shalaati wa nusuuki wamahyaaya wa mamaati lillahi rabbil ’alamiin” artinya ”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS.6:162).
Katakan pada ALLAH (dalam hati) : Ya ALLAH, kuserahkan seluruh hidup dan matiku untuk-Mu. Jiwa dan ragaku untuk-Mu. Kukembalikan seluruh harta dan keluarga kepada-Mu. Aku ikhlas atas semua kehendak-Mu padaku. Apapun kejadian dan musibah yang menimpa diriku, aku ikhlas ya ALLAH, aku ridha. Yang penting jangan Engkau berpaling dariku”.
Mari kita praktek : Ingatlah sebuah musibah atau kejadian yang membuat kita sedih atau marah. Misalkan, ada barang kesayangan yang hilang atau keluarga yang meninggal. Katakan pada ALLAH : Ya ALLAH, jika ini memang kehendak-Mu, aku ikhlas ya ALLAH, aku rela. Tidak ada sedikitpun dalam diriku rasa berat melepaskan semua itu. Karena semua itu milik-Mu. Aku kembalikan semuanya kepada-Mu. Bahkan bila saat ini Engkau menginginkan ruh ini kembali pada-Mu. Aku ikhlas menyerahkannya pada-Mu saat ini juga.
Rasakan... apakah ada kesejukan yang mengalir dalam hati kita? Jika ada, itulah kekhusyukan yang ALLAH alirkan dalam diri kita. Jika belum terasa, mungkin kita belum sepenuh hati menyerahkan semuanya kepada ALLAH.
Jika kita sudah ”mau” berkata dan berlaku seperti itu, maka menurut Alquran, ALLAH akan menurunkan kekhusyukan dalam diri kita. Shalat jadi nikmat. Durasi khyusuk bisa menjadi panjang. Bahkan setelah shalat pun, hati kita akan berdesir mendengar nama ALLAH disebut. Dada kita akan begetar mendengar lantunan ayat-ayat ALLAH.
Dalam ayat lain disebutkan, jika kita ”mau” bersikap demikian maka ALLAH akan ”memakai” jiwa dan raga kita untuk melaksanakan kehendak-Nya di muka bumi. Di ayat lain diterangkan, orang yang seperti itulah yang disebut sebagai waliyullah (walinya ALLAH).
Dampaknya, kita akan menjadi lebih bersemangat dan kreatif. Diterangkan pula dalam Alquran, kemampuan kita akan bertambah menjadi 2 sampai 10 kali lipat dibandingkan biasanya. Kita tidak akan pernah takut dan khawatir kepada siapapun karena yakin ALLAH bersama kita. Tenang dalam bersikap dan jernih dalam berfikir. Hati jadi lapang. Tidak ada dengki, tidak ada stres. Hidupnya akan penuh dengan cahaya.
Oh ya, jika kita belum bisa pasrah sepenuhnya kepada ALLAH, jangan khawatir. Ada sebuah kiat pamungkas dari ALLAH dalam Alquran. Kata ALLAH, kita tidak akan bisa sabar atau pasrah kepada ALLAH jika tidak ditolong oleh-Nya. Karena itu di ayat lain ada kiat agar kita mendapat pertolongan dari ALLAH yaitu dengan berdoa memohon kepada ALLAH. Dalam Alquran, ALLAH mengajarkan sebuah doa yang bagus sekali : ”Ya ALLAH tanamkan dalam diri kami kesabaran, Ajari kami untuk bisa selalu ingat kepada-Mu. Ajari kami untuk bisa senantiasa bersyukur atas nikmat yang Engkau berikan kepada kami. Tuntun kami untuk bisa beribadah dan beramal sholeh dengan baik dan benar sesuai dengan yang Engkau ridai”.
Semoga tulisan ini bisa senantiasa mengingatkan kita terutama saya, karena saya pun terkadang lupa dengan hal ini. Saya ingin mencontoh Nabi Muhammad saw. Bukan bermaksud sombong tapi hanya sekedar testimoni akan kebenaran ayat Alquran : Secara bertahap saya belajar shalat malam dengan membaca 1 juz Alquran. Durasinya biasanya 1 jam. Dengan memakai kiat dari Alquran tersebut, 1 jam berlalu tanpa terasa. Dampaknya, setelah shalat subuh, saya alhamdulillah bisa memahami Alquran dengan jernih dan terang. Seakan-akan ALLAH menanamkan Alquran dalam dada kita.
Mungkin masing-masing dari kita mempunyai pengalaman dan rasa yang berbeda-beda. Sehingga kita bisa saling berbagi.
Walhamdulillahi rabbil ’alamin.
No comments:
Post a Comment