Di penghujung tahun selalu ada tradisi yang tak pernah luput dari
sorotan masyarakat khususnya para pemuda atau bahkan remaja, selain
bertepatan dengan hari Natal, hari lahirnya sang Juru Selanat bagi kaum
Kristiani di bulan Desember ini pun akan mengalami pergantian tahun baru
masehi. Tiap stasiun televisi jauh-jauh hari telah mengumumkan akan
menggelar acara special dalam rangka memperingati tahun baru masehi. Di
sisi lain para pedagang pun tak mau melewati moment tahun baru yang
menurut mereka akan meraup keuntungan dengan memperjual belikan
assesoris tahun baru seperti terompet, topi kerucut khusus tahun baru,
kembang api serta assesoris yang menandakan penyambutan tahun baru.
Puncak kemeriahan tahun baru terjadi menjelang detik-detik pergantian
tahun di jam 00:00, tanpa ada perintah para penonton di studio maupun
pemirsa di rumah serempak meniup terompet dan tak lupa menyalakan
kembang api yang harga belinya cukup menguras kantong. Berbeda dengan
suasana di jalan raya terdengar suara knalpot dan teriakan klakson
kendaraan bernotor yang memecah kesunyian malam, kemudan berlanjut
dengan saling mengucapkan selamat tahun baru.
Sejarah Tahun Baru 1 Januari
Mari kita buka The World Book Encyclopedia tahun 1984, volume 14, halaman 237.
“The Roman ruler Julius Caesar established January 1 as New Year’s
Day in 46 BC. The Romans dedicated this day to Janus , the god of gates,
doors, and beginnings. The month of January was named after Janus, who
had two faces – one looking forward and the other looking backward.”
“Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari
permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang Romawi
mempersembahkan hari ini (1 Januari) kepada Janus, dewa segala gerbang,
pintu-pintu, dan permulaan (waktu). Bulan Januari diambil dari nama
Janus sendiri, yaitu dewa yang memiliki dua wajah – sebuah wajahnya
menghadap ke (masa) depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”
Sosok dewa Janus dalam mitologi Romawi
Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada
peradaban sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama
dewa Chronos. Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita disebut kaum kafir
penyembah berhala, hingga kini biasa memasukkan budaya mereka ke dalam
budaya kaum lainnya, sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti
mereka. Sejarah pelestarian budaya Pagan (penyembahan berhala) sudah ada
semenjak zaman Hermaic (3600 SM) di Yunani, dan dikawal oleh sebuah
persaudaraan rahasia yang disebut sebagai Freemasons. Freemasons sendiri
adalah kaum yang memiliki misi untuk melenyapkan ajaran para Nabi dari
dunia ini.
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember
dikarenakan Desember adalah pusat Winter Soltice, yaitu hari-hari dimana
kaum pagan penyembah Matahari merayakan ritual mereka saat musim
dingin. Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan
inilah salah satu dari sekian banyak pengaruh Pagan pada budaya Kristen selain penggunaan lambang salib.
Tanggal 1 Januari sendiri adalah seminggu setelah pertengahan Winter
Soltice, yang juga termasuk dalam bagian ritual dan perayaan Winter
Soltice dalam Paganisme.
Kaum Pagan sendiri biasa merayakan tahun baru mereka (atau Hari
Janus) dengan mengitari api unggun, menyalakan kembang api, dan
bernyanyi bersama. Kaum Pagan di beberapa tempat di Eropa juga
menandainya dengan memukul lonceng atau meniup terompet.
SANBENITO: Topi Kerucut Simbol Permutadan
Topi kerucut yang biasa dipakai masyarakat untuk merayakan hari ulang
tahun dan perayaan tahun baru Masehi merupakan simbol permutadan oleh
kaum muslim di Andalusia. Topi kerucut ini disebut SANBENITO, topi ini
digunakan untuk menandai bahwa mereka telah murtad dibawah penindasan
gereja Katholik Toma yang menerapkan inkuisi Spanyol. Saat itu terjadi
pembantaian Muslim Andalusia yang dilakukan oleh Raja Ferdinand dan Ratu
Isabela yang dikenal dengan peristiwa Inkuisisi Spanyol. Inkuisisi
dimulai semen¬jak tahun 1492 dikeluarkannya Dekrit Alhambra yang
mengharuskan semua non-Kristen untuk keluar dari Spanyol atau me-meluk
Kristen. Muslim yang memilih tetap tinggal dilumpuhkan secara ekonomi
dan diisolasi dalam kampung-kampung tertu¬tup yang disebut Gheto untuk
memudahkan pengawasan terhadap aktifitas Muslim.Tidak cukup hanya
diisolasi, tapi Muslim Andalusia harus menggunakan pakaian khusus berupa
rompi dan topi kerucut yang disebut Sanbenito. Ketika orang Barat
menggunakan topi ini dalam pesta-pesta mereka, sejatinya mereka
merayakan kemenangan atas jatuhnya Muslim Andalusia dan keberhasilan
Inkuisi Spanyol. Masa demi masa berlalu topi kerucut ini kemudian
menjadi budaya yang digunakan oleh umat Islam dalam merayakan tahun baru
masehi dan ulang tahun.
Islam Menyikapi
Tahun baru Masehi adalah tahun baru yang tak ada anjuranya dalam Al
qur’an dan As Sunnah untuk dirayakan. Telah diuraikan diatas bahwa semua
budaya tahun baru Masehi merupakan budaya yang berasal dari orang
kafir. Anehnya banyak orang islam yang mengadopsi untuk merayakan budaya
yang berasal dari orang kafir ini, terlebih para pemuda dan remaja yang
minim akan pengetahuan tentang asal usul tahun baru Masehi. Padahal
jelas dalam Al qur’an ada larangan untuk tidak melakukan suatu amalan
yang tidak ada dasar pengetahuan tentangnya. Allah Ta’ala berfirman:
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu TIDAK MEMPUNYAI ILMU
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu
akan diminta pertanggunganjawabnya. (QS. Al-Isra’ : 36)
Merayakan (ikut serta) dan meramaikan perayaan tahun baru Masehi
merupakan bentuk kemaksiatan. Memakai atribut tahun baru masehi seperti
topi kerucut dan lainnya merupakan bentuk menyerupai kaum-kaum kafir
terdahulu, padahal Rosulullah melatang tindakan yang demikian.
“Siapa saja yang menyerupai suatu kaum maka ia termaksud didalamnya”
HR.Abu Dawud dan Ahmad
Manusia memang telah berubah, disaat perayaan tahun baru Masehi yang
jelas-jelas budaya kaum kafir dan jelas hukumnya untuk dirayakan oleh
kaum muslim malah sengaja merayakan, bahkan rela mengorbankan ribuan
uang, waktu serta tenaga yang tidak ada manfaat justri akan membawa
kemudhoratan. Berbeda ketika tahun baru Muharram, tahun barunya umat
muslim dating, kebanyakan dari mereka adem ayem dalam menyambutnya,
pdahal di bualan Muharram banyak peristiwa yang penuh dengan sejarah,
diantaranya Nabi Adam bertobat kepada Allah, hari pertama Allah
menciptakan alam, Nabi Isa diangkat ke langi, peristiwa terbelahnya laut
Merahuntuk menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya, semua petistiwa itu
terjadi dibulan Muharram.
Minimnya pengetahuan tentang tsaqofah islam dikalangan kaum muslim
terutama bagi para pemuda dan remaja akan menjadi masalah besar karena
lambat laun mereka akan meninggalkan aturan islam dan mengikuti budaya
barat, dan tentu hal ini jika dibiarkan kaum muslim akan menjadi
minoritas. Sebelum itu terjadi diperlukan strategi untuk menyelamatkan
kaum muslim terutama para pemuda dan remaja yang kelak mereka akan
memegang estafet kepemimpinan bangsa ini. Strategi yang paling ampuh
adalah dengan menerapkan aturan islam secara kaffah, tak hanya diurusan ibadah tetapi disemua lini kehidupan.
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
(TQS. Al-Baqarah [2]:/
===============
Oleh :Ukhty yulia