27 January 2014

Kematian, Teguran untuk Yang Masih Hidup

Sering kali kita mendengar pengumuman tentang kematian seseorang dari speaker masjid terdekat di tempat tinggal kita masing – masing. berbagai macam reaksi pun muncul ketika pengumuman itu terdengar oleh kedua telinga kita. Ada yang hanya sekedar ingin tau “siapa yang meninggal”, ada yang acuh tidak acuh, ada juga yang dengan seksama merenungi kejadian tersebut.

Ya, kematian adalah hal yang pasti terjadi bagi siapun, walau memang waktunya belumlah kita ketahui kapan ia akan datang. Ibarat tamu, kematian adalah tamu yang tak terduga datangnya. Dia senantiasa datang baik disaat kita sedang taat atau pun saat kita sedang bermaksiat. Saat kita sehat, atau dikala kita sedang sekarat. Kematian adalah misteri, tapi itu pasti terjadi.

Banyak yang beranggapan, bahwa kematian itu hanya dimiliki oleh orang – orang yang sudah uzur, disaat kulit sudah mengendur. Tapi perlu diingat, kematian datang bukan hanya kepada mereka yang sudah “bau tanah”, melainkan pula kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tua atau muda, semua sama sama berpotensi mengalami kematian. Salah, bila kita menganggap bahwa mati itu lebih dekat bagi mereka yang sudah tua, padahal sebenarnya yang muda pun bisa mengalaminya.

Yang tua cenderung menghabiskan sisa usianya, lantaran sakit yang diderita. Tidak halnya dengan yang muda, kebanyakan dari mereka yang muda, menghadap Illahnya dalam posisi yang sia – sia. Lihat saja, kecelakaan jalan akibat kebut – kebutan, atau korban bacokan senjata tajam akibat tawuran. Apa mungkin mereka yang tawuran dan kebut – kebutan dijalan adalah orang tua yang usianya sudah memasuki masa senja ? kebanyakan dari mereka adalah anak muda. Belum lagi korban narkoba, juga korban gantung diri atas patah hati ditinggal kekasih. Itu semua kebanyakan dialami oleh mereka yang masih muda belia.

Cobalah ambil pelajaran atas kematian yang menimpa kerabat, tetangga, atau teman kita. Kemarin mungkin adalah hari – hari terakhir mereka hidup di dunia. Tapi boleh jadi besok kita pun bernasib sama.

Ibarat antrian panjang, kita adalah salah satu yang turut mengantri di dalamnya, tinggal menunggu saja kapan giliran kita dipanggil.Kullu nafsin dzaaikhqotil maut.. “setiap yang bernyawa akan merasakan mati”. Dia, mereka, ataupun kita, semua pasti akan merasakan mati. Tidak akan ada satu pun yang dapat melindungi diri kita dari kematian. Allah menjelaskan dalam surat al jumuah ayat 8 :

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Kematian itu pasti. Se kaya apapun kita, se cantik/ se ganteng apa pun rupa kita, kematian pasti akan menyapa. Kekayaan tidak akan bisa membeli kematian, wajah yang rupawan pun akan turut binasa. Semua yang ada di dunia, tak akan ada artinya lagi. Ketika kita memilih untuk berleha – leha, menghabiskan waktu untuk hura – hura, menikmati dunia yang fana. Terlintaskah dalam fikiran kita tentang kematian ?

Teman, ingatlah bahwa mati itu pasi, namun caranya adalah pilihan kita sendiri. tidak ada yang dapat menjamin diri kita untuk menghirup aroma segarnya surga, selain amal ibadah kita di dunia.

Mari gunakan waktu yang singkat ini, untuk meraih kesenangan abadi, di surga nanti.



Allahu’alam bishawab



Mustaqim Aziz

No comments:

Post a Comment