... Dimana saat ini tinggal Allah Ta'ala dan malaikat pencabut nyawa.
"Allah Ta'ala memerintah malaikat maut agar mecabut semua nyawa mereka. Dia pun melaksanakan tugas itu. Kemudian Allah Ta'ala berfirman: 'Wahai malaikat maut, siapakah di antara makhluk-KU yang masih hidup!' ... Malaikat Maut menjawab: 'Wahai Tuhanku, HANYA hamba YANG LEMAH ini yang masih hidup’. Allah Ta'ala berfirman: 'Wahai malaikat maut, apakah engkau tidak mendengar Firman-KU! Bahwa tiap-tiap makhluk itu merasakan mati! ..., maka cabutlah nyawamu sendiri’.
Kemudian malaikat maut pergi ke suatu tempat antara surga dan neraka, lalu ia berusaha mencabut rohnya sendiri. Dia berteriak SANGAT KERAS SEKALI, sampai andaikan semua makhluk kala itu masih hidup, tentu mereka MATI SEMUA karena teriakan malaikat maut. Diapun berkata: 'Andaikan saya tahu bahwa rasa sakit yang SANGAT MENYAKITKAN ini, pasti saya tidak mencabut nyawa-nyawa orang-orang beriman kecuali dengan perlahan-lahan dan halus sekali’.
(Hadits dishahihkan oleh Imam Bukhari)
Hanya Tuhan Allah, satu-satunya Dzat Yang Kekal dan Yang Maha Hidup. Malaikat maut saja masih dikatakan lemah (padahal kemampuannya yang lemah itu dapat mengangkat langit tujuh), lantas apa kita?! Apalagi kita manusia kecil yang baru mendengar teriakan malaikat maut saja, semua manusia pasti akan mati. Manusia amatlah lemah, kecil, dan tak berdaya. Bagaimana bisa manusia dapat melupakan akan Penciptanya Yang Maha Besar, Maha Kuasa. Bagaimana bisa manusia merasa berkuasa, bersikap angkuh, dan menindas manusia lain di muka bumi? Dan bagaimana bisa manusia dapat melupakan hari dimana kepastian kedatangannya jauh melebihi pastinya ilmu Matematika sekalipun?
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Q.S. Ali ‘Imraan 185)
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” (Q.S. An-Nisaa’ 78)
“Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah." Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).” (Q.S. Yuunus 49)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan.” (Q.S. Al-Anbiyaa’ 35)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (Q.S. Al- ‘Ankabuut 57)
--Cukuplah kematian itu sebagai nasihat (H.R. Thabrani dan Baihaqi)--
No comments:
Post a Comment